Seratusan Jamaah Ikuti Suluk Ramadhan di Aceh Besar
Seratusan orang mengikuti ibadah suluk Ramadhan di Dayah Darul Aman, Aceh Besar, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ketaqwaan.
Banda Aceh, 5 Maret 2025 (ANTARA) - Ratusan jamaah dari berbagai penjuru Aceh, lintas usia, berkumpul di Dayah Darul Aman, Gampong Lampuuk Tungkop, Aceh Besar, untuk mengikuti ibadah suluk Ramadhan 1446 Hijriah atau 2025 Masehi. Kegiatan spiritual ini, yang telah berlangsung sejak tahun 2007, menarik minat sekitar seratus peserta tahun ini. Ibadah ini dilaksanakan selama bulan Ramadhan, melibatkan zikir siang dan malam sebagai kegiatan utamanya.
Abi Iqbal, pimpinan jamaah suluk Dayah Darul Aman, menjelaskan bahwa suluk merupakan praktik ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ketaqwaan. Ia juga menekankan aspek taubat, dengan kewajiban mandi taubat bagi setiap jamaah sebelum memulai ibadah. Tradisi suluk sendiri telah berkembang di Aceh sejak tahun 1970-an, diperkenalkan oleh ulama Abuya Sjech Muda Waly Al Khalidi dan disebarluaskan oleh murid-murid beliau.
Ibadah ini terbuka untuk semua kalangan usia, berlangsung selama 30 hari penuh di bulan Ramadhan. Selama masa suluk, terdapat pantangan makanan tertentu, terutama yang berpotensi meningkatkan emosi dan hawa nafsu, seperti makanan berlemak dan berdarah. Abi Iqbal menjelaskan, "Jamaah suluk di Dayah Darul Aman ini tidak diperbolehkan memakan makanan yang mengandung lemak, daging, dan lainnya yang berdarah, karena bisa meningkatkan hawa nafsu."
Menghayati Suluk: Sebuah Perjalanan Spiritual
Para peserta, dengan beragam latar belakang, mengungkapkan motivasi mereka mengikuti ibadah suluk. Cut Taqiyya Alifa, seorang santriwati Dayah Darul Aman, mengatakan, "Ini untuk yang pertama kalinya saya mengikuti ibadah suluk. Saya merasa nyaman ikut ibadah suluk. Ada perasaan damai dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tentunya, saya berharap keridhaan Allah SWT dalam melaksanakan ibadah ini."
Senada dengan Cut Taqiyya, Muhammad Fauzan, mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh, juga merasakan kedamaian dan ketenteraman batin setelah mengikuti suluk. Ia mengungkapkan, "Ibadah suluk ini yang pertama saya lakukan. Saya mengetahui di tempat ini ada suluk pada saat shalat tarawih tahun lalu. Tahun ini saya ikut menjadi jamaah. Ada ketenteraman dan kedamaian hati setelah mengikutinya. Saya ikut ibadah ini tujuannya untuk mendapat keridhaan Allah SWT."
Motivasi serupa terlihat pada ratusan jamaah lainnya yang hadir. Mereka datang dari berbagai daerah di Aceh, dengan tujuan utama mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keridhaan-Nya. Ibadah suluk, dengan fokus pada zikir dan pantangan makanan tertentu, menjadi sarana untuk meningkatkan ketaqwaan dan penyucian diri selama bulan Ramadhan.
Praktik dan Ketentuan Ibadah Suluk
Abi Iqbal menjelaskan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti ibadah suluk di Dayah Darul Aman relatif terjangkau. Para jamaah diminta untuk memberikan infaq sebesar Rp100.000 dan delapan liter beras. Sementara itu, konsumsi makanan, baik untuk berbuka puasa maupun sahur, disediakan oleh pihak Dayah Darul Aman.
Meskipun terdapat pantangan makanan, pihak Dayah Darul Aman memastikan ketersediaan makanan yang bergizi dan sehat bagi para jamaah. Hal ini menunjukkan komitmen Dayah Darul Aman dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para peserta ibadah suluk, sehingga mereka dapat fokus menjalankan ibadah dengan tenang dan khusyuk.
Ibadah suluk di Dayah Darul Aman menjadi bukti nyata keberlangsungan tradisi spiritual di Aceh. Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan, tetapi juga memperkuat silaturahmi antar sesama jamaah dari berbagai latar belakang.
Dengan peserta yang beragam usia dan latar belakang, ibadah suluk ini menunjukkan bahwa tradisi spiritual masih dijalankan dan dihargai oleh masyarakat Aceh.