Sinergitas Antar Daerah Jamin Pasokan Bahan Pokok Makassar
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, tekankan pentingnya sinergitas dengan daerah penyangga untuk menstabilkan harga dan pasokan bahan pokok, terutama cabai, serta kembangkan pertanian perkotaan.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengungkapkan pentingnya kerja sama antar daerah untuk mengamankan pasokan bahan pokok di kota tersebut. Pernyataan ini disampaikan pada Jumat lalu di Makassar, Sulawesi Selatan, di tengah kekhawatiran akan fluktuasi harga bahan pokok, terutama cabai.
Makassar, sebagai kota dengan permintaan tinggi, sangat bergantung pada pasokan dari daerah sekitarnya seperti Kabupaten Gowa, Maros, dan Takalar. Munafri menekankan perlunya dukungan dan sinergisitas dari daerah-daerah penghasil untuk menjamin ketersediaan bahan pangan di Makassar. Ia berharap daerah-daerah tersebut dapat menjadi penyangga utama pasokan bahan pokok bagi Makassar.
Munafri menjelaskan, "Kami mohon teman di daerah penghasil seperti Gowa, Maros, Takalar untuk jadi supporting di Makassar." Hal ini penting untuk menjaga stabilitas harga dan mencegah lonjakan harga yang dapat berdampak pada inflasi.
Sinergitas Antar Daerah: Solusi Fluktuasi Harga Cabai
Salah satu komoditas yang menjadi perhatian utama adalah cabai, yang dikenal dengan fluktuasi harganya yang sering terjadi. Munafri melihat situasi ini sebagai peluang bagi daerah-daerah tetangga yang memiliki lahan pertanian luas untuk memenuhi kebutuhan pasar di Makassar. Ia menyatakan, "Cabai ini memang jadi persoalan umum. Persoalan yang menurut saya jadi peluang bagi tetangga kami yang punya lahan pertanian besar seperti Gowa, Maros, Takalar yang memberi pasokan ke Makassar yang punya permintaan tinggi. Karena kami di Makassar ini tidak punya pasar induk untuk mengontrol harga."
Dengan meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan daerah-daerah penyangga, diharapkan pasokan cabai ke Makassar dapat lebih stabil dan terkendali, sehingga dapat menekan fluktuasi harga. Langkah ini dinilai penting untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif kenaikan harga cabai.
Pemerintah Kota Makassar juga berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah dengan mengembangkan pertanian lokal. Strategi ini diharapkan mampu menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik di Makassar.
Pengembangan Pertanian Lahan Sempit: Upaya Perkuat Ketahanan Pangan
Untuk menekan laju inflasi dan memperkuat ketahanan pangan lokal, Pemkot Makassar berencana mengembangkan pola pertanian lahan sempit. Program ini ditargetkan mampu berkontribusi signifikan dalam mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah. Munafri menjelaskan, "Tahun ini Makassar akan fokus pola pengembangan pertanian lahan sempit. Minimal 20 persen bisa membantu menahan laju inflasi."
Program pertanian perkotaan ini tidak hanya fokus pada peningkatan produksi pangan, tetapi juga pada integrasi dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga keuangan.
Dengan adanya akses permodalan melalui KUR, diharapkan program pertanian lahan sempit dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Sistem ini diharapkan mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam meningkatkan produksi pangan lokal.
Integrasi program pertanian lahan sempit dengan KUR diharapkan mampu menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga keuangan. Sistem ini akan memberikan akses permodalan bagi petani perkotaan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka.
Kesimpulan
Upaya sinergisitas antar daerah dan pengembangan pertanian perkotaan merupakan langkah strategis Pemkot Makassar dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok. Dengan kolaborasi yang kuat dan program yang terintegrasi, diharapkan ketahanan pangan di Makassar dapat semakin terjaga dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.