SMKN 1 Yembun Panen Raya: Cabai dan Tomat Hasil Implementasi Ilmu Pertanian
SMKN 1 Yembun, Tambrauw, Papua Barat Daya, sukses panen cabai dan tomat dari lahan pertanian sekolah, implementasi kurikulum pertanian yang memberdayakan siswa dan masyarakat.
SMK Negeri 1 Yembun, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, berhasil memanen 300 kilogram tomat dan 70 kilogram cabai dari lahan pertanian seluas setengah hektare. Panen raya ini merupakan buah dari implementasi kurikulum pertanian yang inovatif di sekolah tersebut, yang memadukan teori dengan praktik langsung di lapangan. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi siswa, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Yembun, Agustinus Naa, menjelaskan bahwa pengembangan pertanian cabai dan tomat ini merupakan bagian integral dari proses pembelajaran siswa jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). "Ini bagian dari proses belajar siswa sebagai kesiapan untuk siswa jurusan pertanian," ujarnya saat dihubungi dari Sorong. Program ini dirancang untuk membekali siswa dengan keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Hasil panen yang melimpah tidak hanya digunakan untuk pembelajaran, tetapi juga didistribusikan kepada masyarakat sekitar dengan harga terjangkau. Hal ini menunjukkan komitmen SMK Negeri 1 Yembun untuk berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program pendidikan yang berorientasi pada praktik lapangan. "Selain sebagai bagian pelajaran, tetapi juga kita manfaatkan hasil itu untuk menambah pemasukan dalam pemenuhan kebutuhan sekolah," tambah Agustinus.
Implementasi Kurikulum Pertanian yang Inovatif
SMKN 1 Yembun memiliki tiga jurusan, yaitu Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) atau Pertanian, Peternakan, dan Perikanan. Jurusan ATPH menjadi fokus utama, sementara jurusan Perikanan lebih menekankan pada budidaya ikan air tawar. Dengan adanya lahan pertanian seluas setengah hektare, siswa jurusan ATPH mendapatkan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang telah mereka pelajari secara langsung.
Proses pembelajaran yang memadukan teori dan praktik ini terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa. Mereka tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga terlibat langsung dalam seluruh tahapan budidaya, mulai dari pengolahan lahan hingga panen dan pemasaran. Hal ini memungkinkan mereka untuk memahami secara mendalam tantangan dan peluang dalam sektor pertanian.
Agustinus Naa menambahkan bahwa dukungan fasilitas juga berperan penting dalam keberhasilan program ini. "Soal fasilitas pengembangan pertanian ini, masih terpenuhi karena sejak bersama Provinsi Papua Barat Daya kami dibantu dengan alat teknologi pertanian seperti traktor dan mesin quick ditambah dengan bibit pertanian," jelasnya. Ketersediaan alat dan teknologi pertanian modern membantu siswa untuk bekerja secara efisien dan efektif.
Dampak Positif bagi Siswa dan Masyarakat
Program pengembangan pertanian di SMK Negeri 1 Yembun tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Distribusi hasil panen dengan harga terjangkau membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan cabai dan tomat, sekaligus memberikan alternatif penghasilan bagi sekolah.
Dengan menguasai keterampilan pertanian, para siswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan di daerahnya masing-masing. Mereka dapat berkontribusi pada peningkatan produksi pertanian lokal, sekaligus membuka peluang usaha baru di sektor pertanian. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan sektor pertanian di Papua Barat Daya.
Agustinus Naa berharap metode pembelajaran yang inovatif ini dapat terus ditingkatkan dan dikembangkan. Ia optimis bahwa para siswa jurusan Pertanian di SMK Negeri 1 Yembun akan menjadi generasi penerus yang mampu memajukan sektor pertanian di daerahnya. "Dengan adanya metode belajar seperti ini, para siswa Jurusan Pertanian di SMK Negeri 1 Yembun ini semakin menguasai pertanian sehingga nanti dapat menjadi bekal untuk pengembangan pertanian ke depan," harapnya.
Keberhasilan panen cabai dan tomat ini membuktikan bahwa pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan praktik lapangan dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Model pembelajaran ini patut diapresiasi dan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia.