Strategi Efisiensi Kemenkes: Beli Obat Haji 2025 Langsung di Arab Saudi
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan membeli obat-obatan langsung di Arab Saudi untuk musim haji 2025 guna menghindari risiko kedaluwarsa dan meningkatkan efisiensi logistik.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menerapkan strategi baru dalam pengelolaan logistik obat-obatan untuk musim haji 2025. Untuk menghindari penumpukan stok dan risiko obat kedaluwarsa, Kemenkes akan membeli obat-obatan langsung di Arab Saudi. Strategi ini diungkapkan Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI pada Selasa, 29 April 2024.
Pembelian langsung di Arab Saudi dinilai lebih efektif daripada pengiriman dalam jumlah besar dari Indonesia. Hal ini disampaikan Menkes Budi Gunadi Sadikin, "Selain kita kirim sekarang strateginya lebih banyak. Kalau bisa, obat dibeli di sana saja. Kalau terlalu banyak stok dari Indonesia, nanti bisa expired dan jadi temuan dalam audit. Ini strategi agar lebih efisien dan sesuai kebutuhan riil di lapangan,"
Langkah ini juga memastikan ketersediaan vaksin bagi seluruh jamaah haji. Kemenkes telah mengalokasikan 211.751 dosis vaksin meningitis dan 203.410 dosis vaksin polio untuk 203.320 calon jamaah haji reguler. Distribusi vaksin akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing provinsi.
Kerja Sama dengan Arab Saudi dan Abeer Medical Group
Kemenkes menjalin kerja sama dengan otoritas kesehatan Arab Saudi dan menunjuk Abeer Medical Group sebagai mitra utama pelayanan medis jamaah Indonesia. Penunjukan ini direkomendasikan langsung oleh pemerintah Arab Saudi melalui sistem pemilihan khusus per negara.
Kerja sama ini bertujuan untuk mempermudah akses layanan kesehatan bagi jamaah Indonesia selama di Tanah Suci. "Jadi nanti kalau ada jamaah kita yang butuh rujukan, mereka langsung bisa masuk ke jaringan rumah sakit Saudi tanpa harus berjenjang. Penanganan akan lebih cepat, dan keselamatan lebih terjamin," jelas Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Sistem rujukan yang cepat dan efisien ini akan sangat membantu jamaah yang mengalami gangguan kesehatan serius, seperti serangan jantung atau stroke. Mereka dapat langsung mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan yang lengkap di Arab Saudi.
Tenaga Kesehatan Profesional dan Kuota Haji
Kemenkes juga menugaskan tenaga kesehatan profesional secara proporsional per kloter jamaah haji, mulai dari Aceh hingga Papua. Langkah ini untuk memastikan pelayanan kesehatan maksimal sejak keberangkatan hingga seluruh rangkaian ibadah haji selesai.
Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 221.000 orang pada tahun 2025, terdiri dari 203.320 jamaah reguler dan 17.680 jamaah haji khusus. Kementerian Agama telah mengumumkan bahwa gelombang pertama keberangkatan jamaah haji akan dimulai pada tanggal 2 Mei 2025.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa semua persiapan dan manajemen risiko telah dilakukan dengan baik. "Semua sudah kami pastikan, dipersiapkan manajemen risikonya, sudah baik. Ini berkat apa, dukungan dan terjadi komunikasi yang baik pula," tegasnya.
Dengan strategi efisiensi logistik ini, Kemenkes berharap dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan terjamin bagi seluruh jamaah haji Indonesia selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.