Sukses! Pemkab Batang Serap 180 Ton Gabah Petani, Lampaui Target
Pemkab Batang berhasil menyerap 180 ton gabah petani, melampaui target awal dan menjamin harga beli sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, berhasil menyerap 180 ton gabah kering panen (GKP) petani hingga akhir Februari 2025. Capaian ini melampaui target awal sebanyak 106 ton, sebuah keberhasilan yang signifikan dalam menunjang kesejahteraan petani di Batang. Penyerapan gabah dilakukan dengan harga sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yaitu Rp6.500 per kilogram, memastikan petani menerima imbalan yang layak atas jerih payah mereka. Bupati Batang, Faiz Kurniawan, memimpin langsung upaya ini, bekerja sama dengan Bulog dan Dinas Pertanian setempat.
Inisiatif ini diluncurkan sejak awal Februari 2025, mengikuti instruksi langsung dari Bupati Faiz Kurniawan kepada Dinas Pertanian untuk berkoordinasi intensif dengan Bulog. Kerja sama yang solid antara pemerintah daerah, Bulog, dan petani menjadi kunci keberhasilan program ini. Langkah ini merupakan bukti nyata komitmen Pemkab Batang dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan menstabilkan harga gabah di pasaran.
Program penyerapan gabah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya penyerapan gabah petani secara maksimal dengan harga HPP. Dengan tercapainya target penyerapan gabah yang melampaui ekspektasi, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi perekonomian petani di Kabupaten Batang. Keberhasilan ini juga berkontribusi pada ketersediaan beras nasional, menjamin stabilitas harga dan aksesibilitas beras bagi masyarakat luas.
Suksesnya Penyerapan Gabah di Batang
Bupati Batang, Faiz Kurniawan, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan program penyerapan gabah ini. "Alhamdulillah, sejak awal panen saya sudah minta Dinas Pertanian bekerjasama dengan Bulog agar gabah petani dapat dibeli pada harga Rp6.500 per kilogram. Hasilnya pun cukup baik," katanya. Beliau menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga gabah agar petani tetap sejahtera dan terhindar dari kerugian.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari koordinasi yang efektif antara Pemkab Batang, Dinas Pertanian, dan Bulog. Kerja sama yang sinergis ini memastikan proses penyerapan gabah berjalan lancar dan tepat sasaran. Dengan harga jual yang terjamin, petani dapat merencanakan masa tanam berikutnya dengan lebih percaya diri.
Program ini juga memberikan dampak positif bagi ketersediaan beras di pasaran. Dengan penyerapan gabah yang optimal, stok beras nasional dapat terjaga dan harga beras di pasaran tetap terjangkau bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa program ini tidak hanya bermanfaat bagi petani, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dampak Positif bagi Petani dan Masyarakat
Program penyerapan gabah ini memberikan dampak positif yang signifikan, baik bagi petani maupun masyarakat luas. Petani mendapatkan kepastian harga jual gabah mereka, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Mereka tidak perlu lagi khawatir akan harga gabah yang fluktuatif dan merugikan.
Di sisi lain, masyarakat juga mendapatkan manfaat berupa ketersediaan beras yang cukup dan harga yang terjangkau. Stabilitas harga beras sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Program ini menunjukkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menyejahterakan petani dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Dengan keberhasilan program ini, diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan menjamin ketersediaan pangan nasional. Komitmen dan kerja sama yang solid antara pemerintah, Bulog, dan petani merupakan kunci keberhasilan dalam program ini.
Kesimpulan: Program penyerapan gabah di Kabupaten Batang telah menunjukkan hasil yang sangat positif, melampaui target dan memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan petani serta stabilitas harga beras. Hal ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendukung sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional.