Supiori Bidik Rp16 Miliar PAD dari Objek Pajak Baru di 2025
Pemerintah Kabupaten Supiori, Papua, mengincar peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga Rp16 miliar pada 2025 dengan mengidentifikasi sumber-sumber pajak baru seperti galian C dan retribusi pasar.
Pemerintah Kabupaten Supiori, Papua, tengah gencar mengidentifikasi potensi objek pajak baru untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2025. Target ambisius yang diusung adalah mencapai angka Rp16 miliar. Langkah ini diambil karena selama ini, pembiayaan pembangunan di Kabupaten Supiori masih sangat bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat dan daerah.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Supiori, Hengky Mandosir, mengungkapkan beberapa potensi sumber pajak baru yang tengah diidentifikasi. "Pendataan sumber pajak baru seperti galian C, penggunaan kendaraan ekskavator, parkir kendaraan dan retribusi pasar menjadi potensi menambah PAD," ujar Mandosir di Biak, Kamis (24/4).
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Supiori pada dana transfer pemerintah pusat dan daerah, sehingga pembangunan daerah dapat lebih mandiri dan berkelanjutan. Proses identifikasi ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat Supiori.
Potensi Pajak Baru dan Regulasi Pendukung
Mandosir menjelaskan bahwa setelah proses identifikasi sumber objek pajak dan retribusi selesai, langkah selanjutnya adalah penyusunan peraturan daerah (Perda). Perda ini akan menjadi payung hukum yang kuat bagi pengenaan pajak daerah yang baru. Hal ini penting untuk memastikan kepastian hukum dan transparansi dalam penerapan kebijakan pajak.
Dukungan dari wajib pajak juga sangat diharapkan dalam upaya meningkatkan penerimaan PAD Supiori. Bapenda Supiori akan gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kebijakan pajak baru ini. Kolaborasi dan koordinasi yang baik antara Bapenda dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Supiori juga menjadi kunci keberhasilan program ini.
Mandosir menekankan pentingnya koordinasi antar OPD. Ia mengajak semua OPD untuk berkolaborasi dengan Bapenda dalam mengidentifikasi potensi sumber-sumber PAD baru. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan potensi PAD Supiori dapat dioptimalkan secara maksimal.
Sinergi Antar Instansi untuk Optimalkan PAD
Bapenda Supiori optimistis bahwa pendataan dan identifikasi sumber pajak baru akan berdampak signifikan terhadap peningkatan PAD pada tahun 2025-2026. Sebagai organisasi perangkat daerah teknis yang bertanggung jawab dalam penghimpunan dan penerimaan PAD, Bapenda terus berupaya meningkatkan kinerja dan menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak.
Salah satu bentuk sinergi yang dibangun adalah dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu. Kolaborasi ini difokuskan pada pengenaan pajak dan retribusi terhadap objek-objek pajak baru yang telah diidentifikasi. Dengan demikian, diharapkan penerimaan PAD dapat meningkat secara optimal dan terukur.
"Kami juga membangun sinergi dengan dinas penanaman modal pelayanan satu pintu untuk pengenaan pajak dan retribusi terhadap sumber objek baru PAD," harap Mandosir. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkab Supiori untuk mengoptimalkan potensi PAD melalui pendekatan yang terintegrasi dan kolaboratif.
Selain itu, Bapenda juga akan terus melakukan evaluasi dan monitoring terhadap penerapan kebijakan pajak baru ini. Evaluasi berkala akan dilakukan untuk memastikan efektivitas kebijakan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa program peningkatan PAD dapat berjalan sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Pemkab Supiori optimistis dapat mencapai target PAD sebesar Rp16 miliar pada tahun 2025. Keberhasilan program ini akan berdampak positif terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Supiori.