Telkom Tutup Tahun 2024 dengan Pendapatan Rp150 Triliun, Pertumbuhan 0,5 Persen
Meskipun menghadapi tantangan ekonomi global dan persaingan ketat, Telkom berhasil membukukan pendapatan konsolidasi Rp150 triliun di tahun 2024, didorong oleh pertumbuhan bisnis data dan layanan digital.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berhasil menutup tahun buku 2024 dengan pendapatan konsolidasi yang mengesankan, yaitu sebesar Rp150 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini diraih di tengah kondisi ekonomi makro yang menantang dan persaingan industri yang semakin ketat, seperti yang disampaikan Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, dalam keterangan resmi di Jakarta pada Senin.
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan signifikan pada sektor Data, Internet & IT Services, yang mencapai Rp90,5 triliun atau tumbuh 3,5 persen secara tahunan. Hal ini menunjukkan tingginya permintaan layanan teknologi informasi, konten digital, dan data di Indonesia. Selain itu, pendapatan dari interkoneksi juga meningkat 1,3 persen menjadi Rp9,2 triliun, didukung oleh pertumbuhan layanan suara wholesale internasional.
Meskipun menghadapi tantangan, Telkom mampu mempertahankan EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) konsolidasi sebesar Rp75,0 triliun dengan margin EBITDA 50,0 persen. Laba bersih tercatat sebesar Rp23,6 triliun (margin 15,8 persen), dan laba bersih operasional mencapai Rp24,1 triliun (margin 16,1 persen). Kinerja positif ini juga terlihat pada kuartal IV 2024, dengan pertumbuhan pendapatan 2,2 persen (QoQ) menjadi Rp37,7 triliun dan laba bersih meningkat 1,0 persen (QoQ) menjadi Rp6,0 triliun.
Kinerja Unggul di Tengah Tantangan Ekonomi
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, menjelaskan bahwa tahun 2024 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi sektor telekomunikasi di Indonesia. Kondisi makroekonomi yang melemah akibat ketidakstabilan global dan persaingan yang semakin ketat menjadi faktor penghambat. Namun, Telkom mampu beradaptasi dan menunjukkan kinerja yang positif. "Tahun 2024 merupakan periode yang penuh tantangan bagi sektor telekomunikasi di Indonesia, dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi yang melemah akibat ketidakstabilan global, serta persaingan industri yang semakin meningkat. Namun demikian Telkom dapat menutup tahun dengan kinerja dan capaian yang positif," kata Ririek.
Salah satu kunci keberhasilan Telkom adalah optimalisasi infrastruktur, inovasi layanan digital, dan penguatan kemitraan strategis. Strategi ini memungkinkan Telkom untuk memberikan solusi yang relevan bagi pelanggan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Keberhasilan ini juga ditunjang oleh kinerja anak usaha Telkom, Telkomsel, yang mencatat pertumbuhan pendapatan yang signifikan.
Pertumbuhan pendapatan Telkom juga didukung oleh peningkatan pendapatan dari jaringan dan layanan telekomunikasi lainnya. Pendapatan sektor ini tumbuh sebesar 17,4 persen (yoy) menjadi Rp13,4 triliun, didorong oleh bisnis layanan satelit dan manage solutions. Pada kuartal IV 2024, sektor ini bahkan mencatat pertumbuhan sebesar 12,8 persen (QoQ).
Kontribusi Telkomsel dan Pertumbuhan Bisnis Digital
Telkomsel, sebagai anak usaha utama Telkom, memberikan kontribusi besar terhadap kinerja positif perusahaan. Telkomsel mencatat pendapatan sebesar Rp113,3 triliun, atau tumbuh 10,7 persen (yoy). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh bisnis digital yang mencapai pendapatan Rp78,3 triliun.
Secara keseluruhan, kinerja Telkom di tahun 2024 menunjukkan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dan tumbuh di tengah tantangan ekonomi global. Strategi yang tepat, inovasi layanan digital, dan kinerja anak usaha yang solid menjadi kunci keberhasilan Telkom dalam mencapai pendapatan konsolidasi Rp150 triliun.
Ke depan, Telkom akan terus fokus pada optimalisasi infrastruktur, inovasi layanan digital, dan penguatan kemitraan strategis untuk terus memberikan solusi yang relevan bagi pelanggan dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen Telkom untuk menjadi pemain utama dalam transformasi digital di Indonesia.
Program Pensiun Dini (Early Retirement Program/ERP) yang dilaksanakan pada kuartal II 2024 juga memberikan dampak pada kinerja keuangan Telkom, tetapi perusahaan mampu mengelola dampak tersebut dengan baik dan tetap mencatatkan kinerja yang positif.