Tol Sicincin-Bukittinggi: HPJI Sarankan Pertimbangan Efisiensi Biaya dan Jarak
Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) menyarankan agar pembangunan Tol Sicincin-Bukittinggi mempertimbangkan efisiensi anggaran dan jarak tempuh, di tengah rencana pengkajian ulang trase oleh Hutama Karya.
Pembangunan Tol Sicincin-Bukittinggi, bagian dari proyek Tol Padang-Pekanbaru, tengah menjadi sorotan. Ketua Umum Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI), Hedy Rahadian, memberikan saran penting terkait rencana pembangunannya. Saran tersebut disampaikan di Padang, Sumatera Barat, Rabu (05/02).
Efisiensi: Fokus Utama Pembangunan Tol
Hedy Rahadian menekankan perlunya efisiensi dalam pembangunan Tol Sicincin-Bukittinggi. Menurutnya, "Koridornya itu kan Sicincin-Bukittinggi, dan cari ongkos konstruksinya yang paling murah, biaya perawatan murah dan jarak yang paling pendek." Pernyataan ini menanggapi rencana Hutama Karya Infrastruktur untuk mengkaji kemungkinan pengalihan trase jalan tol tersebut.
HPJI mendorong agar pengembang, dalam hal ini Hutama Karya, memperhatikan tiga faktor krusial: ongkos konstruksi, biaya operasional dan perawatan, serta jarak tempuh yang akan ditempuh pengguna jalan. Jika ditemukan opsi yang lebih efisien, baik dari segi anggaran maupun jarak, perubahan trase tidak akan menjadi masalah besar.
Kajian Ulang Trase dan Pertimbangannya
Saat ini, Hutama Karya sedang melakukan kajian mendalam untuk menentukan trase Tol Sicincin-Bukittinggi. Mereka mempertimbangkan dua opsi: melanjutkan rencana awal atau mengalihkannya melalui Kabupaten Tanah Datar. Perubahan trase ini dipertimbangkan karena beberapa faktor, termasuk ketersediaan lahan, biaya pembangunan, dan masukan dari masyarakat yang lahannya terdampak.
Namun, Hutama Karya belum dapat memastikan apakah perubahan trase akan lebih efisien. Kajian di lapangan masih berlangsung untuk menganalisis berbagai aspek secara komprehensif. Keputusan final akan diambil setelah proses kajian selesai dan hasilnya teranalisa secara menyeluruh.
Anggaran Fantastis dan Sumber Pendanaan
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menyampaikan bahwa proyek Tol Padang-Pekanbaru Seksi Sicincin-Bukittinggi diperkirakan menelan biaya hingga Rp60 triliun. Angka ini sangat signifikan dan memerlukan perencanaan yang matang.
Hutama Karya berencana mengajukan usulan pendanaan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) pada tahun 2026 kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian BUMN. "Kalau usulan PMN itu disetujui barulah di akhir 2026 Hutama Karya akan melanjutkan pembangunan trase Sicincin-Bukittinggi," jelas Andre Rosiade.
Dari total anggaran, Rp20 triliun dialokasikan untuk pembangunan terowongan yang akan dikerjasamakan dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Sisanya akan digunakan untuk pembangunan jalan tol itu sendiri.
Kesimpulan: Efisiensi dan Perencanaan yang Matang
Proyek Tol Sicincin-Bukittinggi merupakan proyek infrastruktur besar yang membutuhkan perencanaan yang matang dan efisiensi biaya. Saran HPJI untuk mempertimbangkan efisiensi anggaran dan jarak tempuh sangat relevan dalam konteks ini. Proses kajian yang dilakukan Hutama Karya diharapkan dapat menghasilkan trase yang optimal, mempertimbangkan berbagai aspek dan meminimalisir dampak negatif terhadap masyarakat.