Transaksi QRIS di Pedagang Makanan Naik Dua Kali Lipat, BCA Catat 60 Persen UMKM F&B Gunakan Layanan Ini
Bank BCA mencatat peningkatan signifikan penggunaan QRIS oleh pedagang makanan dan minuman, mencapai dua kali lipat, didorong kemudahan dan keamanan transaksi.
Tangerang, 21 Februari 2024 (ANTARA) - Penggunaan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Indonesia semakin meningkat pesat, terutama di kalangan pedagang makanan dan minuman. Bank Central Asia (BCA) melaporkan lonjakan signifikan jumlah pedagang yang beralih ke transaksi non-tunai melalui QRIS, bahkan mencapai dua kali lipat. Fenomena ini terjadi di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan transaksi digital dan kemudahan yang ditawarkan QRIS.
VP Pengembangan Solusi Kerja Sama & Transaksi Perbankan BCA, Liyanni Lie, mengungkapkan data terbaru yang menunjukkan peningkatan dramatis ini. Dalam sebuah acara di ICE BSD Tangerang, Liyanni memaparkan bahwa saat ini terdapat 275 ribu merchant BCA yang terdaftar, dan 60 persen di antaranya merupakan UMKM di sektor makanan dan minuman. Peningkatan ini, menurutnya, didorong oleh kemudahan, kepraktisan, dan keamanan yang ditawarkan QRIS, terutama dalam menghindari uang palsu.
"Kami mencatat ada kenaikan dua kali lipat, khususnya sektor UMKM makan dan minum yang menggunakan QRIS, karena transaksi yang mudah, praktis dan terhindar dari uang palsu," jelas Liyanni Lie.
Peningkatan Transaksi QRIS Pasca Pandemi dan Tantangan di Wilayah Timur
Liyanni lebih lanjut menjelaskan bahwa popularitas QRIS terus meningkat pasca pandemi COVID-19, menjangkau hingga pelosok daerah. Hal ini sejalan dengan peningkatan kepemilikan telepon genggam di Indonesia. Selain cepat dan praktis, QRIS juga membantu pedagang menghindari kesalahan perhitungan, terutama saat menghadapi banyak pembeli. "Apalagi kalau sudah banyak pembeli, takut ada kesalahan transaksi. Tetapi dengan QRIS bisa lebih mudah," tambahnya.
BCA secara aktif mendukung perluasan penggunaan QRIS dengan berbagai terobosan. Proses pendaftaran dan penerbitan mesin Electronic Data Capture (EDC) kini dipercepat, dengan proses QRIS hanya membutuhkan waktu satu hari dan pengiriman EDC dalam dua hari. BCA juga menyediakan layanan purna jual 24 jam untuk mengatasi kendala transaksi.
Menyambut bulan Ramadhan, BCA telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi untuk mencegah kendala transaksi, seperti gangguan sinyal atau kerusakan mesin EDC. Petugas telah dikerahkan di berbagai wilayah perdagangan untuk memberikan respon cepat terhadap masalah yang mungkin timbul. "Intinya jangan sampai proses transaksi batal karena ada gangguan sinyal maupun lainnya," tegas Liyanni.
Dukungan terhadap QRIS Tap dan Antisipasi Kendala
BCA juga mendukung inisiatif Bank Indonesia untuk meluncurkan sistem QRIS Tap pada Maret 2025. Pihak BCA telah melakukan uji coba di beberapa merchant dan mempersiapkan infrastruktur pendukung. Sistem ini diproyeksikan akan memudahkan transaksi, serupa dengan sistem tap pada kartu pembayaran lainnya. "Modelnya seperti ketika ingin naik kereta, jika kita melakukan tap kartu, maka nanti menunjukkan QRIS saja," jelas Liyanni.
Meskipun demikian, masih ada tantangan yang dihadapi, terutama di wilayah Indonesia Timur. Masalah sinyal dan infrastruktur menjadi kendala utama. Namun, BCA berkomitmen untuk terus memperkuat infrastruktur di wilayah tersebut guna memastikan kemudahan akses bagi para pedagang dan konsumen.
Secara keseluruhan, peningkatan penggunaan QRIS oleh pedagang makanan dan minuman menunjukkan tren positif dalam adopsi teknologi finansial di Indonesia. Langkah-langkah yang diambil oleh BCA, seperti mempercepat proses pendaftaran, menyediakan layanan purna jual, dan berpartisipasi dalam pengembangan QRIS Tap, menunjukkan komitmen untuk mendorong inklusi keuangan dan mempermudah transaksi bagi UMKM.
Ke depannya, perluasan akses internet dan infrastruktur telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia akan menjadi kunci keberhasilan perluasan penggunaan QRIS dan layanan keuangan digital lainnya.