Wagub Sulsel Gerakkan Pemberantasan Buta Aksara Hijaiyah di Majelis Taklim
Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi, luncurkan gerakan pemberantasan buta aksara Hijaiyah di majelis taklim untuk menekan angka buta aksara Al-Quran yang tinggi di Sulsel.
Makassar, 25 April 2024 - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Fatmawati Rusdi, secara resmi meluncurkan gerakan untuk memberantas buta aksara huruf Hijaiyah di kalangan majelis taklim se-Sulawesi Selatan. Gerakan ini dilatarbelakangi oleh data Kementerian Agama tahun 2023 yang menunjukkan lebih dari 21 persen anak usia sekolah di Sulsel, khususnya di daerah terpencil, belum lancar membaca huruf Hijaiyah. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan literasi Al-Quran dan memperkuat pemahaman keagamaan di kalangan masyarakat.
Fatmawati Rusdi, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, menjelaskan bahwa program pemberantasan buta huruf Hijaiyah ini telah digagas sejak lama dan kini terus dikembangkan melalui Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Sulsel. Ia berharap, dengan peran aktif majelis taklim dan sinergi antar lembaga, angka buta aksara Hijaiyah dapat ditekan secara signifikan. Gerakan ini bukan hanya sekedar program keagamaan, tetapi juga upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pemahaman Al-Quran di Sulawesi Selatan.
Dalam keterangannya, Wagub Sulsel menekankan pentingnya peran ibu-ibu sebagai penggerak utama dalam program ini. Ia mengajak seluruh masyarakat, terutama ibu-ibu majelis taklim, untuk memanfaatkan majelis taklim sebagai wadah belajar dan berbagi ilmu. "Belajar itu tidak ada putusnya. Taklim ini menjadi tempat kita bertumbuh dalam iman dan ilmu. Sebagai pengurus LPTQ, kita punya tanggung jawab mencetak bibit-bibit hafiz dan hafizah. Ini salah satu wadahnya," ujar Fatmawati Rusdi.
Gerakan Pemberantasan Buta Aksara Hijaiyah: Peran Majelis Taklim
Gerakan ini melibatkan puluhan ibu-ibu dari berbagai kecamatan di Kota Makassar, termasuk pengurus LPTQ Makassar. Suasana majelis taklim yang diwarnai keakraban dan semangat belajar agama menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap program ini. Kegiatan ini juga dimanfaatkan sebagai ajang konsolidasi dan penguatan gerakan ibu-ibu penggerak pendidikan Al-Quran di tingkat akar rumput. Fatmawati Rusdi berharap kegiatan ini dapat menjadi rutinitas, seperti yang pernah dilakukan di rumah jabatan Wakil Wali Kota Makassar.
Ustadz Aman Hamzah, penceramah utama dalam kegiatan tersebut, menyampaikan tausiyah yang menekankan pentingnya menjaga semangat belajar agama sepanjang hayat, terutama dalam lingkungan keluarga dan komunitas majelis taklim. Tausiyah ini diharapkan dapat memotivasi para peserta untuk terus belajar dan mengamalkan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini juga menjadi bukti komitmen pemerintah daerah dalam mendukung peningkatan literasi Al-Quran di Sulawesi Selatan.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas, tidak hanya dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran, tetapi juga dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan dan mempererat tali silaturahmi antar anggota majelis taklim. Dengan adanya sinergi antara pemerintah, lembaga keagamaan, dan masyarakat, diharapkan angka buta aksara Hijaiyah di Sulawesi Selatan dapat segera ditekan.
Strategi dan Target Program
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui LPTQ akan terus mengembangkan program ini dengan strategi yang terukur dan terarah. Beberapa strategi yang akan diterapkan antara lain: pelatihan guru ngaji, penyediaan modul pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami, serta pemanfaatan teknologi informasi untuk memperluas akses belajar. Target jangka pendek adalah menurunkan angka buta aksara Hijaiyah di kalangan anak usia sekolah di Sulawesi Selatan secara signifikan. Sedangkan target jangka panjang adalah menciptakan generasi muda yang cinta Al-Quran dan mampu mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, program ini juga akan melibatkan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat, lembaga pendidikan, dan tokoh agama. Kerjasama dan kolaborasi yang kuat diyakini menjadi kunci keberhasilan program ini. Dengan dukungan dari semua pihak, diharapkan program pemberantasan buta aksara Hijaiyah ini dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Data Kementerian Agama tahun 2023 menjadi acuan utama dalam pelaksanaan program ini. Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak anak usia sekolah di Sulawesi Selatan, terutama di daerah terpencil, yang belum lancar membaca huruf Hijaiyah. Oleh karena itu, program ini difokuskan pada daerah-daerah tersebut untuk memastikan pemerataan akses pendidikan Al-Quran.
Kesimpulan
Gerakan pemberantasan buta aksara Hijaiyah yang digagas oleh Wakil Gubernur Sulsel merupakan langkah penting dalam meningkatkan literasi Al-Quran di Sulawesi Selatan. Dengan melibatkan majelis taklim dan berbagai pihak terkait, diharapkan program ini dapat mencapai tujuannya dan menciptakan generasi muda yang cinta Al-Quran serta mampu mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Komitmen dan kerjasama semua pihak sangat diperlukan untuk keberhasilan program ini.