Walubi Maluku Utamakan Perdamaian, Sambut Baik Perayaan Waisak Bersama Permabuddhi
Jelang Waisak 2025, Walubi Maluku mengutamakan perdamaian dan kerukunan antar umat beragama, bahkan bersedia berbagi tempat perayaan dengan Permabuddhi.
Ambon, 10 Mei 2025 (ANTARA) - Menjelang perayaan Waisak 2569 BE, Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia) Maluku menyampaikan pesan perdamaian dan kerukunan antarumat beragama di Maluku. Hal ini disampaikan Ketua DPD Walubi Maluku, Wilhelmus Jauwerissa, dalam keterangan yang diterima di Ambon pada Sabtu, 10 Mei 2025. Pernyataan ini muncul dalam konteks persiapan perayaan Waisak dan adanya rencana penggunaan tempat yang sama oleh organisasi Buddha lainnya.
Jauwerissa menekankan pentingnya pengendalian diri dan kebijaksanaan dalam merayakan Waisak. Ia mengajak seluruh umat Buddha untuk menjunjung tinggi makna spiritual Waisak, bukan sekadar seremonial semata. Pernyataan ini disampaikan seiring dengan tema Waisak 2025 yang ditetapkan oleh Kementerian Agama: 'Tingkatkan pengendalian diri dan kebijaksanaan, wujudkan perdamaian dunia'.
Tradisi perayaan Waisak di Maluku oleh Walubi telah berlangsung sejak 1990, selalu melibatkan berbagai pihak lintas agama sebagai wujud nyata kerukunan umat beragama. Namun, tahun ini terdapat dinamika baru terkait penyelenggaraan perayaan Waisak di Vihara Swarna Giri Tirta, Kota Ambon.
Koordinasi dan Kebersamaan dalam Perayaan Waisak
DPD Walubi Maluku telah melakukan koordinasi persiapan perayaan Waisak 2025. Namun, muncul informasi bahwa organisasi Buddha lain, Permabuddhi, juga berencana merayakan Waisak di tempat yang sama, yaitu Vihara Swarna Giri Tirta. Menanggapi hal ini, Jauwerissa melakukan pertemuan dengan Pembina Yayasan Suarna Giri Tirta dan beberapa anggota untuk membahas situasi tersebut.
Hasil pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan yang mengedepankan perdamaian dan kebersamaan. Jika Permabuddhi memang akan menggunakan Vihara untuk perayaan Waisak, Walubi menyambut baik hal tersebut. Syaratnya, Permabuddhi harus menjunjung tinggi etika dan mendapatkan restu dari pihak yayasan sebagai pemilik Vihara.
Keputusan ini didasari oleh prinsip bahwa Waisak merupakan perayaan bagi seluruh umat Buddha. Walubi bahkan menyatakan kesediaannya untuk tidak menyelenggarakan perayaan sendiri jika Permabuddhi menggunakan Vihara tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen Walubi Maluku untuk mengutamakan persatuan dan kerukunan.
Jauwerissa juga menyampaikan imbauan agar semua pihak tidak terpengaruh oleh hasutan yang menyesatkan dan senantiasa menjaga keharmonisan. Ia menekankan pentingnya menenggelamkan ego sektoral demi terwujudnya persatuan dan perdamaian.
Pesan Perdamaian dan Kerukunan Antarumat Beragama
Walubi Maluku secara konsisten menekankan pentingnya perdamaian dan kerukunan antarumat beragama. Perayaan Waisak tahun ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen tersebut. Pesan perdamaian ini sejalan dengan tema Waisak 2025 yang ditetapkan oleh Kemenag, yang menekankan pentingnya pengendalian diri, kebijaksanaan, dan perdamaian dunia.
Jauwerissa juga mengingatkan pentingnya meneladani pesan Menteri Agama RI agar perayaan Waisak lebih berfokus pada kesakralan dan penghayatan makna spiritualnya, bukan sekadar kegiatan seremonial yang penuh euforia. Hal ini menunjukkan komitmen Walubi Maluku untuk menjaga nilai-nilai spiritual Waisak.
Dengan mengedepankan semangat persatuan dan toleransi, Walubi Maluku berharap perayaan Waisak 2025 dapat berjalan dengan lancar dan penuh makna, menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di Maluku.
Sikap Walubi Maluku ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi organisasi keagamaan lainnya dalam membangun kerukunan dan perdamaian di Indonesia.