Waspada Banjir dan Longsor! BMKG Imbau Warga Manggarai Barat Tetap Siaga
BMKG mengimbau warga Manggarai Barat, NTT untuk waspada potensi banjir dan longsor seiring puncak musim hujan dan potensi bibit siklon tropis di selatan NTT.
Labuan Bajo, NTT - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan imbauan penting kepada warga Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Imbauan ini terkait potensi bencana alam berupa banjir dan longsor yang mengintai di puncak musim hujan saat ini. Warga diimbau meningkatkan kewaspadaan.
Hujan Lebat dan Potensi Bencana
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, menjelaskan bahwa beberapa wilayah di Manggarai Barat berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat. Kondisi ini diperparah oleh dinamika atmosfer dan cuaca setempat yang terus berubah. "Beberapa wilayah di Manggarai Barat berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat," ungkap Maria dalam keterangannya di Labuan Bajo.
Hujan dengan intensitas tinggi ini meningkatkan risiko terjadinya banjir atau genangan di daerah dataran rendah. Selain itu, potensi longsor di wilayah perbukitan juga meningkat. Angin kencang pun mengancam, berpotensi menumbangkan pohon dan merusak bangunan yang tidak kokoh. BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat.
Periode Puncak Musim Hujan dan Bibit Siklon Tropis
Meskipun periode 18-22 Februari 2025 tidak sepenuhnya diwarnai cuaca ekstrem akibat bibit siklon di selatan NTT, intensitas hujan ringan hingga sedang tetap perlu diwaspadai. Maria menjelaskan bahwa cuaca di Manggarai Barat beberapa hari terakhir cenderung cerah berawan hingga berawan. Namun, masyarakat tetap harus waspada karena Februari merupakan puncak musim hujan.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah potensi pertumbuhan bibit Siklon Tropis di selatan NTT, yang secara historis sering terjadi antara Desember hingga April. Hal ini dapat mempengaruhi pola cuaca di wilayah sekitar, termasuk Manggarai Barat. BMKG terus memantau perkembangan bibit siklon ini.
Efek Coriolis dan Pergerakan Bibit Siklon
Berdasarkan siaran pers Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, terdapat daerah tekanan rendah di sekitar perairan Australia yang berpotensi berkembang menjadi Bibit Siklon Tropis. Pergerakan sistem tekanan rendah ini ke arah barat dipengaruhi oleh gaya Coriolis, efek rotasi bumi yang mempengaruhi pergerakan massa udara. Efek ini menyebabkan siklon di belahan bumi selatan cenderung bergerak ke barat, lalu ke selatan.
Posisi dan pergerakan bibit siklon yang dipengaruhi efek Coriolis ini menyebabkan potensi hujan dengan intensitas bervariasi di Manggarai Barat pada 18-22 Februari. Kondisi ini juga berpotensi meningkatkan tinggi gelombang di perairan sekitar.
Imbauan dan Kesiapsiagaan Masyarakat
BMKG mengimbau warga untuk tetap waspada dan tidak lengah, meskipun cuaca akhir-akhir ini cenderung bersahabat. Manggarai Barat masih berada di periode musim hujan yang disertai fenomena La Nina lemah. Beberapa langkah penting yang perlu dilakukan masyarakat adalah memastikan saluran air tidak tersumbat, memangkas dahan pohon yang rapuh, dan menghindari aktivitas di tempat terbuka saat terjadi petir, hujan deras, atau angin kencang.
Selain itu, pengguna transportasi laut dan udara juga disarankan untuk terus memantau informasi cuaca guna mengantisipasi potensi gangguan perjalanan. Pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam sangat ditekankan oleh BMKG.
Kesimpulan
Imbauan BMKG kepada warga Manggarai Barat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan longsor sangat penting. Puncak musim hujan dan potensi bibit siklon tropis di selatan NTT meningkatkan risiko bencana. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi.