Waspada! Jangan Buru-buru Simpulkan Serangan Siber di Bank DKI, Kata Pengamat
Pengamat kebijakan publik meminta masyarakat tak langsung menyimpulkan serangan siber sebagai penyebab gangguan sistem Bank DKI, mendesak investigasi menyeluruh untuk memastikan penyebabnya.
Jakarta, 9 April 2024 - Gangguan sistem Bank DKI yang menyebabkan layanan transfer antarbank dan QRIS sempat terhenti menimbulkan berbagai spekulasi, termasuk dugaan serangan siber. Namun, pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah, meminta masyarakat untuk tidak terburu-buru dalam menyimpulkan penyebabnya.
Trubus menekankan perlunya penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap akar permasalahan tersebut. Meskipun layanan transfer antarbank melalui ATM Bank DKI telah kembali beroperasi, proses pemulihan sistem masih terus berlangsung dan membutuhkan evaluasi menyeluruh. Beliau juga menyoroti pentingnya langkah antisipasi dan investigasi untuk memastikan tidak adanya unsur kesengajaan, seperti serangan siber, yang terlibat dalam insiden ini.
Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di sektor perbankan, Bank DKI memiliki tanggung jawab besar terhadap nasabahnya yang jumlahnya sangat banyak. Oleh karena itu, kecepatan dan ketepatan dalam menangani masalah ini menjadi sangat krusial. Sikap waspada dan proaktif sangat penting untuk mencegah hal serupa terjadi di masa mendatang.
Dugaan Serangan Siber: Perlu Investigasi Mendalam
Trubus Rahadiansyah menyatakan bahwa kesimpulan mengenai adanya serangan siber hanya dapat diberikan oleh aparat penegak hukum setelah melakukan investigasi yang mendalam. Sebelum adanya penjelasan resmi, semua pihak diimbau untuk tidak berspekulasi secara berlebihan. "Jadi harus secepatnya mengantisipasi. Artinya melakukan semacam investigasi apakah di situ ada unsur kesengajaan seperti serangan siber," ujar Trubus.
Beliau mengapresiasi langkah Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang telah memberikan perhatian khusus pada permasalahan ini dan memberikan jaminan keamanan dana nasabah Bank DKI. "Gubernur Pramono pun telah memberikan kepastian bahwa Bank DKI telah menjamin dana nasabah tetap aman," tambahnya.
Trubus juga menekankan pentingnya sistem IT yang aman dan handal dalam operasional perbankan. Jika memang ditemukan unsur kesengajaan dalam gangguan sistem ini, maka hal tersebut termasuk perbuatan melawan hukum dan akan ditangani oleh aparat penegak hukum.
Hindari Spekulasi dan Saling Menyalahkan
Di tengah situasi ini, Trubus menghimbau agar semua pihak menghindari spekulasi yang tidak berdasar dan saling menyalahkan. Prioritas utama adalah menyelesaikan masalah layanan publik dan menghilangkan keresahan masyarakat. "Jangan sampai saling menyalahkan dan fokus kepada percepatan pemulihan sistem," tegas Trubus.
Beliau berharap agar layanan Bank DKI dapat kembali beroperasi secara normal dan penuh secepatnya. Proses pemulihan sistem harus menjadi fokus utama, dengan dukungan dan kerjasama dari semua pihak terkait. Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap Bank DKI dapat tetap terjaga.
Kesimpulannya, perlu kehati-hatian dalam menyimpulkan penyebab gangguan sistem Bank DKI. Investigasi menyeluruh dan penjelasan resmi dari pihak berwenang sangat dibutuhkan untuk memastikan penyebab sebenarnya dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Prioritas saat ini adalah pemulihan sistem dan menjaga kepercayaan nasabah.