Waspada! Jangan Langsung Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa
Pakar kesehatan mengingatkan masyarakat untuk tidak langsung mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa karena kandungan lemak trans yang tinggi dan dapat membahayakan kesehatan jantung.
Jakarta, 6 Maret 2024 (ANTARA) - dr. Ida Gunawan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) DKI Jakarta memberikan imbauan penting bagi masyarakat yang menjalankan ibadah puasa. Ia menyarankan untuk tidak langsung menyantap gorengan saat berbuka, melainkan memulai dengan cairan terlebih dahulu. Imbauan ini disampaikan melalui wawancara pada Kamis lalu di Jakarta.
Menurut dr. Ida, setelah berpuasa selama kurang lebih 14 jam, tenggorokan akan terasa kering. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan kering dan tinggi lemak seperti gorengan justru tidak dianjurkan sebagai menu pembuka. Minuman, sebagai sumber hidrasi, menjadi pilihan yang lebih tepat untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang.
Meskipun demikian, bukan berarti gorengan sepenuhnya dihindari. Jika ingin mengonsumsi gorengan setelah minum, dr. Ida menyarankan untuk membatasi porsinya hanya satu potong atau satu porsi saja. Hal ini dikarenakan kandungan lemak trans pada makanan yang digoreng dapat membahayakan kesehatan.
Bahaya Lemak Trans dalam Gorengan
dr. Ida menjelaskan bahwa makanan yang digoreng mengandung lemak trans yang tinggi. Lemak trans, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hanya boleh dikonsumsi kurang dari satu persen dari total kalori harian. Lebih lanjut, jika seseorang mengonsumsi 2.000 kalori per hari, maka asupan lemak trans hanya diperbolehkan sekitar 2,2-2,5 gram, atau setara dengan setengah sendok teh.
Dengan demikian, mengonsumsi satu potong atau satu porsi gorengan yang diasumsikan mengandung lemak trans sekitar setengah sendok teh masih relatif aman. Namun, mengonsumsi lebih dari itu dapat meningkatkan risiko kesehatan.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan bahwa konsumsi lemak trans secara signifikan dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Kementerian Kesehatan juga mencatat bahwa lemak trans berkontribusi terhadap sekitar 500.000 kematian akibat penyakit jantung koroner setiap tahunnya di dunia.
Sumber Lemak Trans Lainnya
Selain gorengan, berbagai makanan ringan populer juga mengandung lemak trans tinggi. Beberapa contohnya adalah biskuit, wafer, produk roti, dan jajanan kaki lima seperti martabak. Konsentrasi lemak trans tertinggi bahkan ditemukan pada campuran margarin dan mentega, yaitu 10 kali lebih tinggi dari batas yang direkomendasikan oleh WHO.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan asupan lemak trans dalam makanan sehari-hari, terutama selama bulan Ramadhan. Memilih makanan yang sehat dan rendah lemak trans sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan. Berbuka puasa dengan bijak dan sehat akan membantu menjaga kondisi tubuh tetap prima selama menjalankan ibadah puasa.
Dengan demikian, mengawali berbuka puasa dengan minuman dan membatasi konsumsi gorengan merupakan langkah bijak untuk menjaga kesehatan selama bulan Ramadhan. Penting untuk selalu memperhatikan asupan makanan dan minuman agar ibadah puasa dapat dijalankan dengan optimal dan tetap menjaga kesehatan.