Waspada Leptospirosis! Dinkes Kota Tangerang Imbau Warga Jaga Kebersihan Pasca Banjir
Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran leptospirosis pasca banjir, dengan menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan.
Banjir yang melanda Kota Tangerang, Banten, menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya risiko penyebaran leptospirosis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang terdapat pada air kencing tikus. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Dini Anggraeni, pada Senin, 7 April. Imbauan ini disampaikan menyusul adanya peningkatan kasus leptospirosis yang biasanya terjadi saat musim hujan dan banjir.
Dinkes Kota Tangerang memberikan himbauan kepada masyarakat untuk selalu waspada dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. "Jauhi genangan air, sungai, danau, selokan, saluran air. Hindari kontak langsung dengan hewan yang rentan terinfeksi, terutama tikus. Cuci tangan dan kaki setelah melakukan kontak dengan hewan atau sebelum makan," jelas Dini Anggraeni.
Langkah pencegahan lainnya yang disarankan termasuk menggunakan pakaian pelindung tubuh, membersihkan luka dengan penutup tahan air, meminimalisir penumpukan sampah yang dapat mengundang tikus, serta menggunakan sepatu boot dan sarung tangan saat bekerja di lingkungan berisiko tinggi tertular leptospirosis. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang ketat sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Langkah-langkah Pencegahan Leptospirosis
Dinkes Kota Tangerang telah mengambil berbagai langkah untuk mengantisipasi penyebaran leptospirosis. Selain imbauan kepada masyarakat, Dinkes juga telah melakukan beberapa upaya preventif. Salah satunya adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memperbaiki sanitasi. Vaksinasi untuk mengendalikan populasi tikus di tengah kawasan pemukiman juga menjadi bagian dari strategi pencegahan.
Upaya lain yang dilakukan adalah investigasi langsung ke lokasi-lokasi yang dianggap rawan leptospirosis, meliputi kawasan pemukiman padat penduduk dan daerah rawan banjir. Hal ini dilakukan karena bakteri leptospirosis dapat mengkontaminasi berbagai benda di lingkungan sekitar, meningkatkan risiko penularan.
Dinkes juga menekankan pentingnya perbaikan sanitasi lingkungan untuk mencegah berkembangnya populasi tikus sebagai vektor penyakit. "Perketat PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), waspada leptospirosis penting dilakukan, terutama saat musim hujan dan banjir. Penyakit ini dapat ditularkan melalui air, tanah, atau kontak dengan hewan yang terinfeksi," tambah Dini Anggraeni.
Gejala dan Tindakan yang Harus Dilakukan
Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala leptospirosis, seperti demam, nyeri kepala, nyeri otot, dan batuk tanpa darah. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tangerang, Yumelda Ismawir, menambahkan bahwa penyebaran leptospirosis meningkat lebih cepat pada musim hujan. Oleh karena itu, kewaspadaan masyarakat sangat diperlukan selama musim hujan ini.
Selain itu, Dinkes Kota Tangerang juga mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam kerja bakti untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Masyarakat juga diimbau untuk melaporkan kejadian yang mencurigakan melalui aplikasi Perisai dan SKDR.
Dengan meningkatkan kesadaran dan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah, diharapkan penyebaran leptospirosis di Kota Tangerang dapat dikendalikan dan dampaknya dapat diminimalisir.
Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa leptospirosis merupakan penyakit yang serius dan dapat dicegah. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang telah dijelaskan, kita dapat melindungi diri dan keluarga dari ancaman penyakit ini.