Indonesia Tetap Netral di Tengah Persaingan AI AS-Tiongkok, Fokus Manfaatkan Teknologi untuk SDM
Menkominfo Meutya Hafid tegaskan posisi Indonesia netral dalam persaingan teknologi AI AS-Tiongkok, fokus pada pemanfaatan teknologi untuk kemajuan bangsa dan SDM.
Bekasi, 19 Februari 2024 - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Meutya Hafid menegaskan posisi Indonesia yang netral dalam persaingan teknologi kecerdasan buatan (AI) antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Hal ini disampaikan dalam acara Terampil di Awan di Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) Cikarang, Kabupaten Bekasi. Indonesia, tegas Meutya, akan memanfaatkan kemajuan teknologi AI dari berbagai negara tanpa memihak, sejalan dengan prinsip diplomasi Indonesia yang berimbang.
Pernyataan Menkominfo ini menanggapi perkembangan teknologi AI terkini, khususnya persaingan antara Open AI (AS) dan DeepSeek (Tiongkok). "Posisi Indonesia adalah tentu di tengah sesuai diplomasi negara kita," ujar Meutya. Ia menekankan pentingnya akses Indonesia terhadap teknologi AI dari berbagai sumber, bukan hanya dari satu negara atau blok tertentu. Hal ini dinilai krusial untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia di era digital.
Lebih lanjut, Meutya menjelaskan bahwa teknologi AI bukan lagi sekadar masa depan, melainkan realitas yang telah mengubah cara kerja dan inovasi manusia. Oleh karena itu, Indonesia tidak boleh tertinggal dan harus memanfaatkannya secara optimal untuk kemajuan bangsa. Pemanfaatan teknologi AI ini akan difokuskan untuk pembelajaran dan pengembangan kemampuan anak-anak bangsa agar siap menghadapi tantangan global.
Pemanfaatan Teknologi AI untuk Pendidikan dan Inovasi
Menkominfo Meutya Hafid juga menyoroti pentingnya komputasi awan sebagai fondasi ekosistem digital global. Komputasi awan memungkinkan pengelolaan dan akses data serta aplikasi melalui internet. Sebagai wujud nyata dari komitmen tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkolaborasi dengan Amazon Web Service (AWS) menggelar kompetisi 'cloud computing' bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Kompetisi ini bertujuan untuk mendorong inovasi di bidang AI dan mempercepat transformasi digital di Indonesia. Karya-karya siswa yang dipamerkan dalam kompetisi tersebut menunjukkan potensi besar, antara lain solusi desain interior berbasis AI, aplikasi penunjuk destinasi wisata, dan aplikasi Story First yang meningkatkan interaktivitas membaca. "(Kompetisi) ini kami apresiasi sekali karena ini adalah bagian dari upaya mempercepat transformasi digital di Indonesia yang merupakan salah dari target misi Astacita menuju Indonesia Emas 2045," kata Menteri Meutya.
Kompetisi ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendorong inovasi di bidang teknologi AI dan mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menghadapi era digital. Dengan menguasai teknologi AI, diharapkan Indonesia dapat bersaing di kancah global dan menciptakan solusi inovatif untuk berbagai permasalahan.
Diplomasi Teknologi Indonesia: Netral dan Berimbang
Sikap netral Indonesia dalam persaingan teknologi AI global mencerminkan komitmen negara untuk menjaga hubungan baik dengan semua negara. Dengan tidak memihak pada salah satu negara, Indonesia dapat menjalin kerja sama yang lebih luas dan mengakses teknologi terbaik dari berbagai sumber. Hal ini sejalan dengan prinsip diplomasi Indonesia yang mengedepankan kemandirian dan kerja sama internasional yang saling menguntungkan.
Strategi ini dinilai efektif untuk menghindari ketergantungan pada satu negara atau blok tertentu, sehingga Indonesia dapat lebih leluasa dalam menentukan arah pengembangan teknologi AI sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan nasional. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan teknologi AI untuk mempercepat pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Ke depan, pemerintah diharapkan terus mendorong pengembangan teknologi AI di Indonesia melalui berbagai program dan kebijakan yang mendukung. Pengembangan SDM di bidang AI juga menjadi kunci keberhasilan dalam memanfaatkan teknologi ini untuk kemajuan bangsa. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi pemain utama di kancah teknologi AI global.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi sangat penting untuk menciptakan ekosistem inovasi yang kondusif. Dengan sinergi yang kuat, Indonesia dapat menciptakan terobosan-terobosan baru di bidang AI dan menjadi pusat inovasi teknologi di kawasan Asia Tenggara.
Kesimpulannya, strategi Indonesia dalam menghadapi persaingan teknologi AI menekankan pada pemanfaatan teknologi secara luas dan berimbang, tanpa terikat pada kepentingan negara tertentu. Hal ini diharapkan dapat mempercepat transformasi digital Indonesia dan meningkatkan daya saing bangsa di era global.