Kemenekraf Dorong Desainer Modest Fashion Lokal Go Global
Deputi Bidang Kreativitas Kemenekraf mendorong desainer modest fashion Indonesia untuk memperluas pasar global, mengingat potensi pasar yang besar dan pertumbuhan industri yang pesat.
Jakarta, 28 Februari 2024 - Deputi Bidang Kreativitas, Budaya, dan Desain Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf), Yuke Sri Rahayu, menyerukan kepada para desainer dan pengusaha modest fashion lokal Indonesia untuk melebarkan sayap ke pasar global. Potensi pasar yang besar dan pertumbuhan industri yang signifikan menjadi alasan utama dorongan ini. Langkah ini dinilai penting mengingat dominasi negara lain seperti Turki, China, dan India dalam ekspor modest fashion dunia.
Dalam acara brand Taza Exclusive Gathering di Jakarta, Jumat lalu, Yuke menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, memiliki keunggulan dalam hal desain, warna, dan wastra. Namun, Indonesia masih belum mampu memanfaatkan potensi ini secara maksimal di kancah internasional. "Sebetulnya desainer kita banyak. Kekayaan desain, warna, wastra, segala macam, kita nomor satu. Tapi itu tadi kita belum bisa menjangkau ke luar. Nah itu PR," ungkap Yuke Sri Rahayu.
Data menunjukkan konsumsi busana muslim di Indonesia mencapai sekitar 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp286 triliun, dengan pertumbuhan rata-rata 18,2 persen per tahun. Angka ini menunjukkan potensi pasar yang sangat besar dan peluang ekspor yang menjanjikan. Namun, Indonesia masih tertinggal dalam hal ekspor modest fashion, sehingga perlu adanya upaya serius untuk meningkatkan daya saing di pasar global.
Tantangan dan Peluang Modest Fashion Indonesia
Indonesia, dengan potensi pasarnya yang luar biasa, belum mampu menjadi pemain utama dalam ekspor modest fashion dunia. Dominasi negara lain menjadi tantangan yang harus diatasi. Yuke mengingatkan pentingnya perubahan paradigma, dari sekadar menjadi konsumen besar menjadi produsen dan eksportir yang sukses. "Nah ini, tapi hati-hati, jangan sampai kita itu sebagai negara terbesar hanya konsumen saja sebagai pengkonsumsi saja. Tapi harus mulai memikirkan bahwa kita juga harus mulai mikir ke luar," tegasnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, inovasi menjadi kunci utama. Yuke mendorong para desainer untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk modest fashion yang bernilai tambah. "Inovatif itu adalah salah satu kriteria dari ekonomi kreatif. Harus ada inovasi, harus ada adaptasi, harus ada kolaborasi. Nah inovatif itu nantinya kita bisa mendapat nilai tambah," jelasnya. Kolaborasi antar desainer, penggunaan teknologi, dan riset pasar yang tepat sangat penting untuk mendukung inovasi tersebut.
Kemenekraf juga memberikan apresiasi kepada para pelaku industri modest fashion lokal yang telah menunjukkan komitmen untuk go global. Salah satu contohnya adalah Taza, yang akan berpartisipasi dalam London Muslim Shopping Festival (LMSF) 2025. Keberhasilan Taza ini diharapkan dapat menginspirasi pelaku industri lainnya untuk terus berinovasi dan memperluas pasar.
Langkah Strategis Menuju Pasar Global
- Peningkatan Inovasi: Desainer didorong untuk menciptakan produk yang unik, berkualitas tinggi, dan sesuai dengan tren global.
- Penguasaan Teknologi: Penggunaan teknologi dalam proses produksi dan pemasaran sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan jangkauan pasar.
- Kolaborasi: Kerja sama antar desainer, produsen, dan pihak terkait lainnya akan memperkuat daya saing.
- Partisipasi dalam Event Internasional: Keikutsertaan dalam pameran dan festival internasional akan meningkatkan visibilitas dan akses ke pasar global.
- Pengembangan Branding: Membangun brand yang kuat dan dikenal secara internasional sangat penting untuk menarik minat pembeli global.
Keikutsertaan Taza di London Muslim Shopping Festival 2025 menunjukkan bahwa modest fashion Indonesia memiliki potensi besar di pasar global. Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desainer dan pelaku usaha lainnya untuk berani melangkah ke pasar internasional dan meningkatkan daya saing Indonesia di industri modest fashion global. Dengan inovasi, kolaborasi, dan strategi pemasaran yang tepat, Indonesia dapat menjadi pusat modest fashion dunia.