Kemenkes Ajak Penyintas Kanker Edukasi Deteksi Dini: Takut Hasil Tes dan Izin Suami Jadi Kendala
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes mengajak penyintas kanker sebarkan edukasi deteksi dini, hadapi kendala takut hasil tes dan izin suami.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengajak para penyintas kanker untuk aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kanker. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dalam sebuah diskusi di Jakarta Pusat pada Rabu. Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap tantangan dalam program Cek Kesehatan Gratis yang diluncurkan pada 10 Februari 2025.
Menurut Siti Nadia Tarmizi, para penyintas kanker memiliki peran krusial dalam menyebarkan kesadaran akan deteksi dini. Pengalaman mereka dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan empati kepada masyarakat. "Para survivor-survivor kita ini yang lebih luar biasa bisa menyebarluaskan kepada masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan bagaimana kita menghadapi situasi pada saat dinyatakan sebagai penderita kanker," ujarnya.
Program Cek Kesehatan Gratis, yang bertujuan untuk mendeteksi dini berbagai penyakit, termasuk kanker, menghadapi dua kendala utama. Pertama, kekhawatiran masyarakat akan hasil tes kanker. Banyak yang memilih untuk menghindari pemeriksaan karena takut mengetahui hasil yang mungkin buruk dan dampak psikologisnya. Kedua, kendala akses kesehatan bagi perempuan, terutama di kalangan masyarakat bawah, yang masih memerlukan izin suami untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
Tantangan Deteksi Dini Kanker di Indonesia
Keengganan masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker didorong oleh dua faktor utama. Faktor pertama adalah rasa takut terhadap hasil pemeriksaan. Banyak individu merasa khawatir akan dampak psikologis jika dinyatakan positif mengidap kanker. "Masih ada keraguan dari masyarakat sendiri takut untuk periksa karena takut nanti hasilnya ketahuan 'kalau saya kanker, nanti saya gimana? saya down'. Jadi banyak yang memilih tidak mengetahui hasil tersebut," jelas Siti Nadia Tarmizi.
Faktor kedua yang menjadi hambatan adalah budaya patriarki yang masih kuat di beberapa lapisan masyarakat. Banyak perempuan membutuhkan izin suami untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, bahkan untuk kepentingan kesehatan diri sendiri. "Di grassroot (kelompok masyarakat kelas bawah) itu masih menjadi kendala untuk seorang perempuan mendapatkan akses terhadap kesehatannya padahal ini untuk dirinya, untuk kesehatannya, tapi masih harus izin suami. Kalau suaminya tidak izin ya kasihan sekali akses kesehatan perempuan-perempuan Indonesia," tambahnya.
Untuk mengatasi kendala ini, Kemenkes tidak hanya melibatkan penyintas kanker, tetapi juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk yayasan dan media, dalam upaya sosialisasi pentingnya deteksi dini kanker. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat dan mengatasi hambatan budaya dan psikologis.
Jenis Kanker yang Dilayani Program Cek Kesehatan Gratis
Program Cek Kesehatan Gratis menyediakan layanan screening untuk lima jenis kanker. Empat jenis kanker ditujukan untuk deteksi pada orang dewasa, sementara satu jenis kanker lainnya difokuskan pada anak-anak. Jenis kanker yang diperiksa meliputi kanker leher rahim dan kanker payudara untuk perempuan, mengingat tingginya angka kejadian kedua jenis kanker tersebut.
Untuk laki-laki, program ini menyediakan screening untuk kanker usus dan kanker paru-paru. Sementara itu, bayi di bawah usia satu tahun akan diperiksa retina matanya untuk mendeteksi risiko kanker retinoblastoma. Layanan screening ini diharapkan dapat mendeteksi kanker pada stadium awal sehingga peluang kesembuhan lebih besar.
Upaya Kemenkes dalam mengajak penyintas kanker untuk turut serta dalam edukasi deteksi dini merupakan langkah strategis. Dengan pengalaman dan empati mereka, diharapkan pesan tentang pentingnya deteksi dini dapat tersampaikan secara efektif kepada masyarakat luas. Partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk masyarakat sendiri, sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Melalui program Cek Kesehatan Gratis dan berbagai inisiatif lainnya, Kemenkes terus berupaya meningkatkan kesadaran dan akses masyarakat terhadap deteksi dini kanker. Harapannya, angka kejadian kanker dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia dapat meningkat.