Kiat Jitu Kelola THR Agar Lebih Produktif, Hindari Habis Sia-sia!
Certified Financial Planner Rista Zwestika membagikan tips efektif mengelola THR agar lebih produktif dan bermanfaat jangka panjang, hindari habis sia-sia!
Jakarta, 7 Maret 2024 (ANTARA) - Menjelang Lebaran, Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi berkah bagi banyak pekerja di Indonesia. Namun, THR yang tidak dikelola dengan baik justru bisa habis dalam sekejap. Certified Financial Planner Rista Zwestika, WMI, membagikan kiat jitu agar THR Anda lebih produktif dan bermanfaat, baik jangka pendek maupun panjang. Salah satu kesalahan umum, terutama di kalangan anak muda, adalah tidak membuat perencanaan yang matang sebelum menggunakan THR.
"Banyak yang langsung menghabiskan THR tanpa membuat daftar prioritas, seperti kebutuhan mendesak atau tabungan," ungkap Rista Zwestika saat dihubungi ANTARA di Jakarta.
Untuk itu, perencanaan yang terperinci sangat penting. Rista menyarankan langkah-langkah strategis agar THR tidak hanya sekadar 'uang panas' yang cepat habis.
Rencanakan Pengeluaran THR Secara Detail
Rista menekankan pentingnya membuat rencana terperinci. Ia menyarankan mengalokasikan dana THR sebagai berikut: 30-40 persen untuk melunasi utang berbunga tinggi, 20 persen untuk dana darurat (minimal 6-12 bulan pengeluaran), 30 persen untuk kebutuhan mendesak seperti perbaikan rumah atau biaya kesehatan, dan 10 persen untuk keperluan pribadi. Sisa 10 persen dapat dialokasikan untuk investasi atau tabungan.
"Hindari pembelian impulsif! Tunda pembelian barang mahal selama 1-2 minggu untuk menilai apakah benar-benar diperlukan," saran CEO dan Founder Finante.id ini. Komunikasi dengan keluarga juga penting untuk menghindari konflik, misalnya dengan membagi sebagian THR untuk orang tua tanpa mengorbankan tabungan pribadi.
Rista juga menyarankan memanfaatkan promosi dengan bijak, fokus pada diskon untuk kebutuhan pokok, bukan barang konsumtif. Penggunaan aplikasi keuangan juga direkomendasikan untuk memonitor pengeluaran dan menghindari kebocoran anggaran. Sisa THR dapat diinvestasikan pada instrumen likuid seperti deposito atau reksadana pasar uang.
Contoh Alokasi THR Rp5 Juta
Sebagai ilustrasi, Rista memberikan contoh alokasi THR Rp5 juta: Rp1,5 juta untuk pelunasan utang (30 persen), Rp1 juta untuk dana darurat (20 persen), Rp1,5 juta untuk kebutuhan keluarga (30 persen), Rp500 ribu untuk hiburan (10 persen), dan Rp500 ribu untuk investasi/tabungan (10 persen).
"Dengan strategi ini, THR tidak hanya 'lewat' tetapi menjadi batu loncatan untuk stabilitas keuangan jangka pendek maupun panjang," jelasnya.
Kesalahan Umum Pengelolaan THR
Rista juga menjabarkan beberapa kesalahan umum dalam mengelola THR, terutama di kalangan anak muda. Tekanan sosial seringkali membuat seseorang lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan, misalnya mengalokasikan THR untuk gadget atau fesyen terkini alih-alih membayar utang atau kebutuhan pokok. Memenuhi ekspektasi keluarga atau teman dengan memberikan hadiah mahal atau pesta mewah juga menjadi kesalahan umum.
Pembelian impulsif yang dipengaruhi diskon atau promosi hari raya, terutama di e-commerce, juga seringkali menyebabkan pemborosan pada hal-hal yang tidak esensial. Terakhir, menganggap THR sebagai 'uang panas' yang harus segera dibelanjakan tanpa menyisihkan sebagian untuk dana darurat atau investasi juga merupakan kesalahan yang perlu dihindari.
Dengan perencanaan yang matang dan menghindari kesalahan-kesalahan umum tersebut, THR dapat menjadi modal berharga untuk mencapai stabilitas keuangan yang lebih baik.