Pemerintah Dorong Kolaborasi Riset Kecantikan: Kampus dan Industri Bersatu
Pemerintah mengajak industri kecantikan dan kampus untuk berkolaborasi dalam riset guna meningkatkan kualitas produk dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan fokus pada pengembangan produk yang personal dan pemanfaatan teknologi AI.
Jakarta, 14 Februari 2024 – Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) mengajak industri kecantikan Indonesia untuk menjalin kolaborasi riset yang erat dengan perguruan tinggi. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk kecantikan lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Plt Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan Kemenristek, Karlisa Priandana, mengungkapkan perlunya bridging antara riset kampus dengan kebutuhan industri.
Membangun Jembatan Riset: Kampus dan Industri
Selama ini, banyak riset di kampus yang lebih fokus pada publikasi ilmiah, bukan pada pengembangan produk yang siap pakai oleh industri. Kemenristek berupaya mengubah paradigma ini dengan menggalakkan dua pilar riset: publikasi dan produk. Dengan dukungan dana riset, diharapkan riset akan menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Kementerian Ristek sedang ingin sekali bridging antara industri dengan kampus karena kita banyak riset di kampus dan universitas, tapi sekarang risetnya masih view point-nya publikasi, sehingga tidak terlalu nyambung," ujar Karlisa dalam acara Wardah Colourverse di Jakarta.
Inisiatif ini diharapkan dapat menghasilkan produk kecantikan yang lebih personal dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Hal ini akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan daya saing produk lokal.
Investasi Riset: Bukan Sekadar Pengeluaran
Karlisa menekankan pentingnya perubahan paradigma dalam memandang riset. Riset bukan hanya sekadar pengeluaran dana, melainkan investasi jangka panjang. Riset yang berbasis industri akan lebih berkelanjutan dan memberikan dampak yang lebih signifikan dibandingkan riset pada produk impor.
"Paradigma riset harus diubah bukan hanya sekadar mengeluarkan dana namun sebagai investasi, karena riset berdasarkan industri akan lebih berkelanjutan dan bertumbuh dibandingkan dengan riset pada produk impor," jelasnya.
Dengan kolaborasi ini, industri diharapkan dapat mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dan bermitra dengan universitas untuk mencari solusinya. Kemenristek siap menyediakan dana riset untuk mendukung kolaborasi ini, memastikan output riset tidak hanya berupa publikasi, tetapi juga produk nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.
Talenta Digital dan AI dalam Industri Kecantikan
Kolaborasi riset antara industri dan universitas juga membuka peluang untuk pengembangan talenta digital muda, khususnya di bidang kecerdasan buatan (AI). Indonesia tidak hanya ingin menjadi pengguna teknologi AI, tetapi juga pencipta teknologi AI.
"Industri kosmetik ini bisa menggunakan AI, karena industri kosmetik ini kan harus disesuaikan dengan keunikan wanita Indonesia, jadi kita harus tahu bagaimana sih produk-produk yang membuat orang-orang Indonesia ini nyaman, cocok dengan skin tone-nya," tambah Karlisa.
Pengembangan AI dalam industri kecantikan akan memungkinkan terciptanya produk yang lebih personal dan sesuai dengan karakteristik kulit wanita Indonesia. Hal ini akan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.
Kesimpulan: Menuju Industri Kecantikan yang Lebih Kuat
Kolaborasi antara industri kecantikan dan kampus dalam riset merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas produk, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mempersiapkan talenta digital masa depan. Dengan dukungan pemerintah melalui pendanaan dan perubahan paradigma riset, industri kecantikan Indonesia diharapkan dapat semakin berkembang dan berdaya saing di kancah internasional.