Teladani Rasulullah di Era Digital: Staf Ahli Menkominfo Ajak Insan Pesantren Hindari Konten Negatif
Staf Ahli Menkominfo mengajak insan pesantren meneladani sifat Rasulullah untuk melawan konten negatif di dunia digital dan memanfaatkan teknologi secara produktif.
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Digital Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya, Wijaya Kusumawardhana, menyerukan ajakan kepada seluruh insan pesantren dan sekolah Islam di Indonesia untuk menghindari penyebaran konten negatif, seperti pornografi dan judi daring. Ajakan ini disampaikan dalam sebuah acara CSR Huawei yang dihadiri oleh para pelajar dan guru dari berbagai sekolah Islam dan pesantren di Jakarta Selatan, Selasa (18/3).
Menurut Wijaya, meneladani sifat-sifat terpuji Rasulullah SAW merupakan kunci utama dalam menghadapi tantangan era digital. Ia menekankan pentingnya peran aktif para santri dan pelajar dalam menyebarkan konten positif dan bijak dalam memanfaatkan teknologi. Lebih lanjut, ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk menggunakan teknologi digital secara cerdas dan produktif.
Acara yang diinisiasi Huawei ini mendapat sambutan positif dari Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Kedua kementerian tersebut mengapresiasi upaya Huawei dalam mendorong transformasi digital di Indonesia, khususnya di lingkungan pesantren, serta kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Empat Sifat Rasulullah sebagai Pedoman di Era Digital
Wijaya Kusumawardhana memaparkan empat sifat utama Rasulullah yang dapat menjadi pedoman dalam berinteraksi dengan teknologi digital, yaitu siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan kebenaran), dan fathonah (cerdas). Empat sifat tersebut, menurutnya, sangat relevan dalam menyaring dan menciptakan konten digital yang bermanfaat.
"Empat sifat Rasulullah yang dapat menjadi pedoman dalam berhadapan dengan teknologi digital adalah siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan kebenaran), dan fathonah (cerdas)," kata Wijaya. Ia menambahkan bahwa kejujuran, kepercayaan, penyampaian kebenaran, dan kecerdasan sangat dibutuhkan dalam menghadapi derasnya arus informasi di dunia digital.
Lebih lanjut, Wijaya menekankan pentingnya menyampaikan konten yang benar dan menghindari konten negatif yang dapat merusak moral dan mental masyarakat. "Dalam transformasi digital, kita harus benar-benar menyampaikan sesuatu hal yang benar, kontennya harus benar. Karena kalau tidak benar, itu akan menyesatkan bagi siapapun yang menerimanya," ujar Wijaya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan teknologi digital secara cerdas dan produktif, serta menggunakan konten yang ada untuk memberikan nilai tambah bagi kemajuan bangsa dan mendorong inovasi serta kreativitas. "Gunakan transformasi digital untuk mencerdaskan bangsa kita," ajak Wijaya Kusumawardhana.
Pentingnya Konten Positif dan Produktivitas Digital
Wijaya menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menciptakan dan menyebarkan konten positif di dunia digital. Konten yang baik, menurutnya, dapat memberikan nilai tambah bagi kemajuan bangsa dan mendorong inovasi serta kreativitas. Ia juga menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan teknologi digital secara produktif, bukan hanya untuk konsumsi semata.
Ia berharap agar transformasi digital dapat dimanfaatkan untuk mencerdaskan bangsa dan meningkatkan perekonomian. "Manfaatkan konten yang ada untuk bisa memberi nilai tambah bagi kemajuan kita, bagi perkembangan ekonomi kita," imbuhnya.
Selain itu, Wijaya juga mengapresiasi kontribusi Huawei dalam mendorong transformasi digital di Indonesia, khususnya dengan upaya mereka dalam memberdayakan santri dan menciptakan masyarakat digital yang sehat dan berkualitas.
Dukungan Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan
Inisiatif Huawei dalam mendorong transformasi digital di lingkungan pesantren mendapat sambutan positif dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Direktur pada Direktorat Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Basnang Said, menyatakan bahwa inisiatif tersebut membantu digitalisasi di lembaga pendidikan Islam.
Hal senada juga disampaikan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Sekretaris Jenderal Kementerian Dikdasmen, Suharti, mengapresiasi kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di pondok pesantren.
Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta seperti Huawei ini diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi perkembangan pendidikan dan masyarakat Indonesia di era digital.
Dengan meneladani sifat-sifat terpuji Rasulullah SAW, diharapkan insan pesantren dan masyarakat Indonesia dapat bijak dalam memanfaatkan teknologi digital dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat dan produktif.