Vaksin TB M72: Harapan Baru Cegah Tuberkulosis di Indonesia
Penelitian vaksin TB M72/AS01E memasuki fase uji klinis tahap tiga di Indonesia, menjanjikan perlindungan terhadap remaja dan dewasa dari penyakit tuberkulosis yang telah menjangkiti jutaan orang.
Indonesia tengah berjuang melawan penyakit Tuberkulosis (TB) yang telah menjangkiti 1.090.000 orang pada tahun 2023, menempatkan Indonesia di peringkat kedua dunia dengan jumlah kasus terbanyak. Vaksin TB M72/AS01E, yang saat ini sedang dalam tahap uji klinis fase tiga di Indonesia, menawarkan secercah harapan baru dalam upaya pencegahan penyakit mematikan ini. Vaksin ini dikembangkan untuk melindungi remaja dan dewasa, kelompok usia yang sebelumnya belum memiliki vaksin TB yang efektif.
Prof. DR. dr. Erlina Burhan, Sp.P(K), peneliti nasional vaksin TB, menjelaskan bahwa uji klinis fase tiga vaksin M72 sedang berlangsung dan diharapkan selesai pada awal April 2025. Hasilnya diperkirakan akan tersedia pada tahun 2028, berbarengan dengan potensi produksi massal. Vaksin ini diharapkan dapat mengurangi angka kasus TB di Indonesia, mengingat vaksin BCG yang ada saat ini hanya efektif untuk bayi.
Penemuan vaksin M72 sangat signifikan karena selama lebih dari seabad, belum ada vaksin TB yang efektif untuk melindungi kelompok dewasa dari bakteri Mycobacterium tuberculosis, penyebab utama TB. Dengan efikasi mencapai 50-54 persen pada uji klinis fase dua, para peneliti optimis bahwa uji klinis fase tiga akan menghasilkan efikasi yang lebih tinggi, melampaui ambang batas 50 persen yang ditetapkan WHO.
Uji Klinis Fase Tiga Vaksin TB M72 di Indonesia
Uji klinis fase tiga vaksin TB M72/AS01E di Indonesia melibatkan lima lokasi penelitian: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Rumah Sakit Universitas Indonesia, dan Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Indonesia berpartisipasi dalam penelitian global yang juga melibatkan Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi.
Proses rekrutmen peserta uji klinis dimulai sejak September 2024 dan telah berhasil merekrut 1.839 partisipan hingga 6 Maret 2025. Para peserta menerima dua kali suntikan dengan jarak satu bulan. Tim peneliti telah menjelaskan secara detail potensi efek samping, mulai dari yang ringan seperti nyeri di tempat suntikan dan demam, hingga efek samping yang lebih serius.
Selama uji klinis, sebagian besar efek samping yang dilaporkan adalah efek samping ringan, seperti demam yang dapat diatasi dengan parasetamol, dan nyeri yang dapat diatasi dengan kompres es. Hal ini menunjukkan profil keamanan vaksin yang relatif baik.
Harapan dan Strategi Pencegahan TB
Meskipun vaksin M72 menjanjikan, Prof. Erlina Burhan menekankan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyebaran TB. "Kita harus tetap mengoptimalkan program dan strategi yang ada sambil menunggu vaksin tersedia di 2028 nanti," ujarnya. Vaksin ini diharapkan dapat menjadi tambahan penting dalam upaya global untuk memberantas TB, penyakit yang masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dunia.
Indonesia, sebagai negara dengan jumlah kasus TB tertinggi kedua di dunia, sangat membutuhkan vaksin efektif ini. Hasil uji klinis fase tiga yang diharapkan pada tahun 2028 akan menentukan keberhasilan vaksin M72 dalam mengurangi beban penyakit TB di Indonesia dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi remaja dan dewasa.
Proses penelitian yang melibatkan berbagai institusi kesehatan terkemuka di Indonesia menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat ini. Partisipasi aktif masyarakat dalam uji klinis juga menjadi kunci keberhasilan penelitian ini.