Dugaan Penggunaan Buzzer Dukung Shin Tae-yong Usai Dipecat PSSI
Football Institute menduga adanya penggunaan buzzer untuk mendukung Shin Tae-yong pasca pemecatannya oleh PSSI, berdasarkan analisis data media sosial dari Drone Emprit yang menunjukkan aktivitas akun bot terorganisir.
Polemik Pemecatan Shin Tae-yong dan Dugaan Penggunaan Buzzer
Jakarta, 30 Januari 2024 – Penggunaan buzzer dalam mendukung Shin Tae-yong (STY) usai pemecatannya oleh PSSI pada 6 Januari lalu menjadi sorotan. Pendiri Football Institute, Budi Setiawan, menduga adanya aktivitas terorganisir akun bot di media sosial untuk mengamplifikasi tagar #STYstay. Analisis ini didukung temuan dari Drone Emprit, platform analisis media sosial.
Analisis Data Media Sosial Menunjukkan Aktivitas Buzzer
Football Institute dalam risetnya menemukan bukti kuat yang menunjukkan tagar #STYstay di media sosial didorong oleh buzzer. Budi Setiawan menyatakan, "Dari riset ini membuktikan tagar #STYstay itu menggunakan buzzer. Hasil riset ini hampir sama dengan riset Football Institute yang menyebutkan ada kepentingan lain di luar sepak bola." Ia mencurigai adanya motif tersembunyi di balik dukungan masif ini, yang menurutnya telah menciptakan iklim sepak bola Indonesia yang tidak sehat karena banyaknya penggiringan opini.
Temuan Drone Emprit: Akun Bot Terorganisir
Analisis Drone Emprit, yang dilakukan oleh Slovenia Istiani, menunjukkan pembicaraan di media sosial terbagi tiga: pro STY, kontra STY, dan narasi media. Terdapat 6.090 artikel, 18.156 mention, dan 14.478 mention di media sosial terkait pemecatan STY. Slovenia menyoroti tagar #STYstay yang sangat masif, tidak hanya di-tweet akun organik, namun juga oleh akun bot yang diduga terorganisir dengan narasi serupa. "Ada akun yang kami tangkap polanya sama. Tidak hanya di X, tagar terorganisir ini banyak ditemukan di Instagram. Akun ini tidak bicara konteks tapi lebih ke amplifikasi cuitan atau unggahan, dia retweet atau komen untuk menaikkan engagement," jelas Slovenia.
PSSI dan Masa Depan Sepak Bola Indonesia
Budi Setiawan menilai keputusan PSSI mengakhiri kontrak STY, yang seharusnya berakhir 2027, merupakan langkah tepat. Meskipun terdapat pertimbangan teknis terkait kepemimpinan STY, ia berharap iklim sepak bola Indonesia dapat kembali sehat dan terbebas dari manipulasi opini di media sosial.
Kesimpulan
Dugaan penggunaan buzzer untuk mendukung STY pasca pemecatan menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan etika dalam dunia sepak bola Indonesia. Temuan Football Institute dan Drone Emprit menunjukkan perlunya pengawasan lebih ketat terhadap manipulasi opini di media sosial agar iklim sepak bola Indonesia tetap sehat dan terhindar dari pengaruh yang tidak sehat.