25 Ternak di Rejang Lebong Terjangkit PMK, Distankan Lakukan Pemantauan Intensif
Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong laporkan 25 sapi dan kerbau terjangkit PMK pada Januari-Februari 2025, Distankan intensifkan pemantauan dan imbau peternak waspada.

Sebanyak 25 ekor ternak di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada bulan Januari dan Februari 2025. Hal ini diungkapkan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong. Ternak yang terjangkit terdiri dari sapi dan kerbau milik peternak di beberapa desa dan kelurahan di Kecamatan Curup Tengah dan Curup Timur. Distankan saat ini tengah melakukan upaya penyembuhan dan pencegahan penyebaran lebih lanjut.
Kabid Peternakan Distankan Rejang Lebong, drh Wenny Haryanti, menjelaskan bahwa kasus PMK pertama kali ditemukan pada Januari 2025 sebanyak 11 kasus, kemudian bertambah 11 kasus lagi pada bulan Februari. "Pada bulan Januari dan Februari 2025 kemarin yang ada 25 ekor ternak di Kabupaten Rejang Lebong yang terjangkit PMK, saat ini masih dalam penyembuhan. Sedangkan untuk laporan bulan Maret saat ini belum ada," ujar drh Wenny saat dihubungi di Rejang Lebong, Jumat.
Penyebaran PMK di Rejang Lebong diduga berasal dari Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, yang sebelumnya telah mengalami wabah PMK. Lokasi peternakan yang terdampak tersebar di Kelurahan Talang Rimbo Lama dan Kelurahan Sidorejo, serta Desa Air Merah di Kecamatan Curup Tengah, dan Desa Kesambe Lama serta Kelurahan Talang di Kecamatan Curup Timur. Distankan Rejang Lebong tengah berupaya keras untuk mencegah meluasnya wabah ini.
Penanganan dan Pencegahan PMK di Rejang Lebong
Distankan Rejang Lebong gencar melakukan pemantauan dan penanganan terhadap ternak yang terinfeksi PMK. Selain itu, imbauan kepada para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kebersihan kandang juga terus digalakkan. Langkah-langkah pencegahan ini sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Salah satu imbauan penting yang disampaikan oleh Distankan adalah agar peternak memisahkan ternak yang menunjukkan gejala PMK dari ternak lainnya. "Jika menemukan ada ternak yang sudah mengarah ke PMK agar dipisahkan supaya tidak menulari yang lainnnya, serta langsung dilaporkan ke petugas kesehatan hewan atau melapor ke Distankan Rejang Lebong," tegas drh Wenny. Langkah cepat ini diharapkan dapat mencegah penularan yang lebih luas.
Selain itu, Distankan juga menekankan pentingnya karantina bagi ternak yang baru didatangkan dari luar daerah. "Ternak yang dibeli dari luar daerah agar terlebih dahulu dilakukan karantina, jangan langsung dicampurkan dengan ternak lainnya karena berpotensi menularkan penyakit," tambahnya. Karantina ini bertujuan untuk memastikan ternak tersebut bebas dari penyakit sebelum dicampur dengan ternak lainnya.
Upaya Mencegah Penyebaran PMK Lebih Luas
Untuk mencegah penyebaran PMK yang lebih luas, Distankan Rejang Lebong melakukan beberapa langkah strategis. Pemantauan intensif terhadap ternak di berbagai wilayah dilakukan secara berkala. Petugas kesehatan hewan juga aktif memberikan edukasi dan pelatihan kepada peternak tentang cara pencegahan dan penanganan PMK.
Selain itu, Distankan juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya untuk memastikan efektivitas program pencegahan PMK. Kerjasama ini mencakup penyediaan obat-obatan, vaksin, dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk penanganan PMK.
Sosialisasi kepada masyarakat juga dilakukan secara intensif. Masyarakat diimbau untuk melaporkan segera jika menemukan ternak yang menunjukkan gejala PMK. Pelaporan cepat sangat penting untuk mempercepat penanganan dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Distankan Rejang Lebong berharap agar wabah PMK dapat segera teratasi dan tidak menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi para peternak. Dengan kerjasama dan kepedulian semua pihak, diharapkan penyebaran PMK dapat dikendalikan dan peternak dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.
Meskipun kasus PMK di Rejang Lebong telah menunjukkan tren penurunan pada bulan Maret 2025, Distankan tetap waspada dan terus melakukan pemantauan. Kewaspadaan dan kerjasama antara Distankan dan peternak sangat penting untuk mencegah munculnya kasus baru dan memastikan kesehatan ternak tetap terjaga.