12 Sapi di Rejang Lebong Terjangkit PMK, Petugas Lakukan Karantina
Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, Bengkulu, menemukan 12 sapi terjangkit PMK dan 43 sapi lainnya berstatus suspek, diduga berasal dari Kabupaten Seluma.

Rejang Lebong, Bengkulu - Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, melaporkan temuan 12 sapi yang positif terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penemuan ini diumumkan pada Selasa, 18 Februari 2024. Selain itu, sebanyak 43 sapi lainnya berstatus suspek, menunjukkan gejala yang mengarah pada PMK. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran akan penyebaran lebih luas penyakit yang sangat menular ini.
Sumber Penularan dan Lokasi Terdampak
Kepala Bidang Peternakan Distankan Rejang Lebong, drh Wenny Haryanti, menjelaskan bahwa sapi-sapi yang terjangkit PMK, baik yang positif maupun suspek, diduga berasal dari Kabupaten Seluma, Bengkulu. Penularan ini menyoroti pentingnya pengawasan pergerakan hewan ternak antar daerah. Hewan ternak yang terinfeksi ditemukan tersebar di beberapa lokasi di Kecamatan Curup Tengah dan Curup Timur, meliputi Kelurahan Talang Rimbo Lama, Desa Air Merah, Kelurahan Air Bang, Kelurahan Talang Ulu, dan Desa Kesambe Lama.
Temuan ini menekankan pentingnya kewaspadaan dan langkah-langkah pencegahan yang cepat dan tepat. Distankan Rejang Lebong langsung mengambil tindakan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Proses penelusuran asal usul ternak dan riwayat kontaknya menjadi langkah krusial dalam mengendalikan wabah ini.
Langkah Pencegahan dan Penanganan
Sebagai respon atas temuan ini, Distankan Rejang Lebong telah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap sapi-sapi yang suspek dan yang terinfeksi PMK. Semua hewan ternak yang terjangkit telah dikarantina untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Langkah karantina ini merupakan tindakan penting untuk membatasi kontak antara hewan ternak yang sehat dan yang terinfeksi.
Selain itu, imbauan kepada peternak untuk melakukan karantina terhadap ternak yang baru dibeli dari luar daerah juga sangat ditekankan. Hal ini bertujuan untuk mencegah masuknya virus PMK ke dalam populasi ternak yang sehat. Peternak diminta tidak langsung mencampurkan ternak baru dengan ternak yang sudah ada untuk meminimalisir risiko penularan.
Dampak dan Kesimpulan
Meskipun daging sapi yang terjangkit PMK masih dinyatakan aman untuk dikonsumsi, drh Wenny Haryanti mengingatkan agar bagian jeroan, mulut, dan kaki tidak dikonsumsi. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat. Distankan Rejang Lebong terus memantau situasi dan melakukan tindakan pencegahan untuk mencegah meluasnya wabah PMK.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya biosekuriti yang ketat dalam peternakan dan pengawasan pergerakan hewan ternak antar daerah. Kerjasama antara pemerintah, peternak, dan masyarakat sangat penting dalam upaya pengendalian dan pencegahan wabah PMK di masa mendatang. Langkah-langkah proaktif dan kesiapsiagaan yang tinggi akan membantu meminimalisir dampak ekonomi dan kesehatan akibat penyakit ini.