15 Sapi Bali di Rejang Lebong Terjangkit Virus Jembrana, Distankan Lakukan Penanganan
Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong menemukan 15 sapi Bali terjangkit virus Jembrana di Desa Cawang Lama, langkah pencegahan dan pengobatan tengah dilakukan.

Rejang Lebong, Bengkulu, 03 Maret 2025 - Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, melaporkan telah ditemukan 15 ekor sapi Bali yang terjangkit virus Jembrana. Penemuan ini terjadi di Desa Cawang Lama, Kecamatan Selupu Rejang. Virus mematikan ini telah menyebabkan kerugian bagi para peternak, namun beruntung, daging sapi yang terjangkit masih aman dikonsumsi.
Kepala Bidang Peternakan Distankan Rejang Lebong, Wenny Haryanti, membenarkan temuan tersebut saat dihubungi pada Senin, 03 Maret 2025. Ia menjelaskan bahwa kelima belas sapi Bali yang terjangkit virus Jembrana telah dijual oleh pemiliknya kepada pengusaha daging setempat dengan harga di bawah pasaran. Langkah ini diambil karena daging sapi yang terjangkit virus Jembrana dinyatakan aman untuk dikonsumsi manusia.
Meskipun dagingnya aman dikonsumsi, penemuan ini tetap menjadi perhatian serius bagi Distankan Rejang Lebong. Potensi penyebaran virus Jembrana yang lebih luas menjadi ancaman bagi populasi sapi di daerah tersebut. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan dan penanganan segera dilakukan untuk mencegah meluasnya wabah.
Penanganan Virus Jembrana di Rejang Lebong
Sebagai respon atas temuan ini, Distankan Rejang Lebong langsung turun ke lapangan. Tim dari Distankan memberikan penyuluhan kepada para peternak di Desa Cawang Lama, sekaligus membagikan disinfektan untuk sterilisasi kandang-kandang sapi. Disinfektan ini diharapkan dapat mencegah penyebaran virus Jembrana ke ternak lain.
Selain penyemprotan disinfektan, Distankan juga memberikan pengobatan kepada sapi-sapi yang dinyatakan positif mengidap virus Jembrana. Namun, program vaksinasi Jembrana masih terkendala oleh keterbatasan anggaran. Distankan Rejang Lebong berharap adanya bantuan dana dari Pemerintah Provinsi Bengkulu atau Kementerian Pertanian untuk mendukung program vaksinasi tersebut.
"Ternak sapi ini oleh pemiliknya langsung dijual untuk dipotong, karena untuk daging sapi yang terkena virus jembrana ini aman untuk dikonsumsi," terang Wenny Haryanti.
Lebih lanjut, Wenny Haryanti menghimbau para peternak untuk membeli obat-obatan dan vaksin secara swadaya, namun tetap berkoordinasi dengan Distankan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan obat. Ia juga menekankan pentingnya Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) bagi ternak yang akan masuk ke Rejang Lebong, sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit antar daerah.
Upaya Pencegahan dan Imbauan
Distankan Rejang Lebong telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mencegah meluasnya wabah virus Jembrana. Langkah-langkah tersebut antara lain:
- Pembagian disinfektan untuk sterilisasi kandang.
- Pengobatan terhadap sapi yang terjangkit.
- Penyuluhan kepada peternak mengenai pencegahan dan penanganan virus Jembrana.
- Imbauan kepada peternak untuk membeli obat dan vaksin secara swadaya dengan koordinasi Distankan.
- Penerapan aturan SKKH bagi ternak yang masuk ke Rejang Lebong.
Meskipun daging sapi yang terjangkit virus Jembrana aman dikonsumsi, penanganan wabah ini tetap penting untuk melindungi populasi sapi di Rejang Lebong dan mencegah kerugian ekonomi yang lebih besar bagi para peternak. Ketersediaan anggaran untuk program vaksinasi diharapkan dapat segera teratasi agar upaya pencegahan dapat lebih optimal.
Distankan Rejang Lebong berharap kerjasama dari semua pihak, baik pemerintah maupun peternak, untuk mengatasi permasalahan ini. Dengan upaya bersama, diharapkan penyebaran virus Jembrana dapat dikendalikan dan populasi sapi di Rejang Lebong tetap terjaga kesehatannya.