2.565 Wisatawan Ramaikan Kepulauan Seribu Saat Lebaran 2025
Kunjungan wisatawan ke Kepulauan Seribu selama Lebaran 2025 mencapai 2.565 orang, dengan pintu masuk terbanyak melalui Muara Angke.

Jakarta, 1 April 2025 - Kabupaten Kepulauan Seribu di Provinsi DKI Jakarta ramai dikunjungi wisatawan selama libur Lebaran 2025 atau Idul Fitri 1446 Hijriah. Data yang dihimpun menunjukkan total kunjungan mencapai 2.565 orang. Kunjungan ini tersebar melalui beberapa titik akses utama menuju kepulauan tersebut, dengan mayoritas wisatawan memilih menghabiskan waktu libur panjang di pulau-pulau penduduk dan resor.
Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kepulauan Seribu, Sonti Pangaribuan, menyampaikan informasi tersebut pada Selasa lalu. Beliau menjelaskan bahwa angka kunjungan wisatawan tersebut masih berpotensi meningkat mengingat libur Lebaran masih berlangsung. Hal ini menunjukkan daya tarik Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata domestik tetap tinggi, terutama pada momen-momen libur panjang seperti Lebaran.
Distribusi kunjungan wisatawan tercatat cukup merata di beberapa dermaga. Sebagian besar wisatawan, yakni 1.502 orang, memasuki Kepulauan Seribu melalui Dermaga Muara Angke. Sementara itu, Dermaga Marina Ancol mencatat 620 pengunjung, Dermaga Tanjung Pasir 413 pengunjung, dan Dermaga Cituis 30 pengunjung. Data ini menunjukkan Muara Angke sebagai pintu masuk utama menuju keindahan Kepulauan Seribu.
Aksesibilitas dan Tarif Menuju Kepulauan Seribu
Sonti Pangaribuan juga menjelaskan mengenai aksesibilitas menuju Kepulauan Seribu. Wisatawan dapat menggunakan beberapa jalur alternatif, salah satunya melalui Dermaga Kali Adem dan Dermaga Marina Ancol. Tarif penyeberangan pun bervariasi tergantung pilihan moda transportasi dan dermaga keberangkatan.
Dari Dermaga Kali Adem, wisatawan dapat memilih kapal kayu dengan tarif berkisar antara Rp50.000 hingga Rp80.000, atau menggunakan kapal milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta dengan tarif Rp44.000 hingga Rp74.000. Sementara itu, tarif penyeberangan dari Dermaga Marina Ancol terbilang lebih tinggi, yaitu sekitar Rp175.000 hingga Rp300.000 per orang. Perbedaan tarif ini dipengaruhi oleh faktor jarak tempuh, jenis kapal, dan fasilitas yang disediakan.
Variasi pilihan moda transportasi dan tarif ini memberikan fleksibilitas bagi wisatawan untuk memilih sesuai dengan anggaran dan preferensi masing-masing. Hal ini diharapkan dapat semakin meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan wisatawan dalam menikmati keindahan Kepulauan Seribu.
Meskipun data kunjungan saat ini menunjukkan angka yang cukup signifikan, diperkirakan jumlah wisatawan akan terus bertambah selama periode libur Lebaran. Pemerintah daerah setempat pun terus berupaya untuk memastikan kenyamanan dan keamanan para wisatawan selama berada di Kepulauan Seribu, termasuk dengan menyediakan berbagai fasilitas dan layanan pendukung pariwisata.
Dengan keindahan alam bawah lautnya yang memukau dan berbagai aktivitas wisata yang ditawarkan, Kepulauan Seribu memang menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan domestik. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.
Potensi Pariwisata Kepulauan Seribu
Data kunjungan wisatawan selama Lebaran 2025 menunjukkan potensi besar pariwisata Kepulauan Seribu. Dengan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan, Kepulauan Seribu dapat menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia. Keindahan alamnya yang masih terjaga dan berbagai aktivitas wisata yang ditawarkan menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan.
Pemerintah daerah perlu terus meningkatkan kualitas infrastruktur dan fasilitas pendukung pariwisata, serta memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Dengan demikian, Kepulauan Seribu dapat terus berkembang sebagai destinasi wisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Selain itu, perlu juga dilakukan promosi dan pemasaran yang efektif untuk menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Dengan strategi yang tepat, Kepulauan Seribu dapat menjadi destinasi wisata kelas dunia yang mampu bersaing dengan destinasi wisata lainnya di Indonesia.
Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ini juga menjadi tantangan bagi pemerintah daerah untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kearifan lokal di Kepulauan Seribu. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan pariwisata di wilayah tersebut dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.