28 Ribu Ijazah SMA/SMK di Jabar Belum Diambil Alumni
Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat mencatat 28.480 ijazah SMA dan SMK belum diambil alumni karena berbagai alasan, termasuk tidak melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, bahkan ada yang sudah berusia 53 tahun.
![28 Ribu Ijazah SMA/SMK di Jabar Belum Diambil Alumni](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220114.776-28-ribu-ijazah-smasmk-di-jabar-belum-diambil-alumni-1.jpeg)
Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat menghadapi tantangan unik: 28.480 ijazah SMA dan SMK belum diambil para alumninya. Berbagai alasan mendasari hal ini, mulai dari kesulitan melacak keberadaan alumni hingga alumni yang telah lanjut usia dan telah lama bekerja atau melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi.
Ijazah Tertahan, Masalah yang Kompleks
Kepala KCD Pendidikan Wilayah VI Jabar, Nonong Winarni, mengungkapkan bahwa permasalahan ini tersebar di wilayah Cianjur dan Bandung Barat. Sekolah-sekolah telah berupaya keras mendistribusikan ijazah, namun kendala utama terletak pada melacak keberadaan para alumni, terutama mereka yang lulus bertahun-tahun lalu. Bahkan, ditemukan ijazah lulusan tahun 1972 yang hingga kini belum diambil pemiliknya.
Sekolah-sekolah di wilayah ini telah berupaya maksimal untuk mengatasi permasalahan ini. Mereka telah melakukan berbagai upaya untuk menghubungi para alumni, termasuk melalui media sosial dan jaringan alumni. Namun, upaya ini seringkali menemui kendala karena minimnya informasi kontak alumni yang sudah lama lulus.
Upaya Pencarian Ijazah yang Hilang
Surat Edaran Nomor 3597/PK.03.04.04/SEKRE dari Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar mendorong percepatan penyerahan ijazah. SMA Negeri 1 Cianjur, misalnya, menemukan dua ijazah lulusan tahun 1972 dan 1975 yang belum diambil. Selain dua ijazah tersebut, sekolah tersebut juga masih menyimpan 66 ijazah lainnya yang belum diambil oleh pemiliknya.
Kepala SMA Negeri 1 Cianjur, Agam Supriyanta, menjelaskan bahwa tidak ada masalah administrasi atau keuangan yang menyebabkan ijazah-ijazah tersebut tertahan. Sebagian besar alumni kemungkinan telah melanjutkan kuliah atau bekerja dan belum sempat mengambil ijazah mereka. Kesulitan menemukan para alumni menjadi tantangan tersendiri bagi pihak sekolah.
Tantangan dan Solusi
Menemukan alumni yang telah lulus puluhan tahun lalu tentu menjadi tantangan besar. Pihak sekolah dan KCD Pendidikan Wilayah VI Jabar perlu mempertimbangkan strategi baru untuk mengatasi masalah ini. Mungkin perlu adanya kerjasama dengan pemerintah daerah atau lembaga lain untuk membantu melacak keberadaan alumni. Pemanfaatan teknologi informasi seperti basis data alumni terintegrasi juga dapat menjadi solusi efektif.
Selain itu, perlu adanya sosialisasi yang lebih intensif kepada para alumni mengenai pentingnya mengambil ijazah mereka. Sosialisasi ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti media sosial, website sekolah, dan media massa. Hal ini penting untuk meningkatkan kesadaran alumni akan pentingnya dokumen tersebut.
Permasalahan ijazah yang belum diambil ini menyoroti pentingnya manajemen data alumni yang lebih baik di sekolah-sekolah. Sistem pencatatan data alumni yang terintegrasi dan terupdate dapat mempermudah proses pencarian dan pendistribusian ijazah di masa mendatang. Dengan demikian, masalah serupa dapat dihindari.
Ke depannya, perlu adanya kolaborasi yang lebih erat antara sekolah, KCD Pendidikan, dan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah ini. Dengan demikian, ijazah para alumni dapat segera diserahkan dan tidak lagi menjadi beban bagi pihak sekolah.
Kesimpulan
Ribuan ijazah yang belum diambil oleh alumni di Jawa Barat menjadi sorotan penting. Permasalahan ini membutuhkan solusi komprehensif yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari sekolah, KCD Pendidikan, hingga pemerintah daerah. Dengan adanya kerjasama dan strategi yang tepat, diharapkan masalah ini dapat segera teratasi dan para alumni dapat menerima ijazah mereka.