8 Sentimen Data Ekonomi Pengaruhi Pasar Saham Pekan Ini
Delapan sentimen data ekonomi domestik dan global, mulai dari inflasi Indonesia hingga NFP AS, diprediksi akan membentuk pergerakan pasar saham sepanjang pekan ini.
![8 Sentimen Data Ekonomi Pengaruhi Pasar Saham Pekan Ini](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/03/140057.577-8-sentimen-data-ekonomi-pengaruhi-pasar-saham-pekan-ini-1.jpg)
Investor wajib tahu! Delapan sentimen data ekonomi, baik domestik maupun global, siap memengaruhi pasar saham Indonesia sepanjang pekan ini (3-7 Februari). Menurut Imam Gunadi, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), data-data ini perlu dipantau dengan saksama.
Pertama, kita sorot data inflasi IHK Januari 2025. BPS mencatat deflasi 0,76 persen (mtm), lebih rendah dari proyeksi pasar (0,35 persen mtm). Angka inflasi tahunan juga rendah, hanya 0,76 persen (yoy), jauh di bawah target Bank Indonesia (BI).
Sentimen kedua berasal dari data kunjungan wisatawan mancanegara. Kenaikan jumlah wisatawan asing akan menjadi indikator positif bagi pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi nasional. "Jumlah wisatawan asing sangat berpengaruh terhadap berbagai sektor, terutama perhotelan, transportasi, kuliner dan ritel," jelas Imam. Hal ini karena belanja turis menjadi penggerak utama sektor-sektor tersebut.
Selanjutnya, data Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia Januari 2025 tercatat 51,9, tertinggi sejak Mei 2024. Angka ini penting untuk memantau kesehatan sektor manufaktur dan berdampak pada kebijakan moneter serta investasi global. Kondisi ini menunjukkan sektor manufaktur masih menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Keempat, pertemuan OPEC+ pada 3 Februari 2025 akan membahas kebijakan produksi minyak. OPEC+ telah membatasi produksi sejak 2022 untuk menstabilkan pasar minyak global. Pertemuan para menteri energi Arab Saudi, Irak, dan Libya di Riyadh sebelum pertemuan OPEC+ menunjukkan komitmen menjaga keseimbangan pasar energi global. Walaupun ada desakan dari Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan harga minyak, OPEC+ belum memberikan tanggapan resmi.
Kelima, data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal IV-2024 (dirilis 5 Februari) diproyeksikan mencapai 5,01 persen (yoy). Angka ini mencerminkan kinerja ekonomi Indonesia di akhir tahun lalu. Keenam, data cadangan devisa (cadev) Januari 2025 (dirilis 7 Februari) juga akan menjadi sorotan. Cadangan devisa Indonesia saat ini mampu menutupi kebutuhan impor selama 6,7 bulan atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang, jauh di atas standar internasional (sekitar 3 bulan). Ketersediaan cadangan devisa yang memadai menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia.
Ketujuh, data Non-Farm Payrolls (NFP) dan tingkat pengangguran AS Januari 2025 (dirilis 7 Februari) juga penting. Konsensus memproyeksikan NFP melandai ke 170.000, turun dari 256.000 pada Desember 2024, sementara tingkat pengangguran diperkirakan tetap di 4,1 persen. Data ini menjadi indikator penting kesehatan pasar tenaga kerja AS.
Terakhir, data Indeks Harga Konsumen (IHK) China Januari 2025 (dirilis 9 Februari) menjadi perhatian karena China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Inflasi tinggi di China dapat memengaruhi daya beli dan permintaan barang ekspor Indonesia, sementara deflasi dapat menurunkan permintaan tersebut.
Kesimpulannya, delapan sentimen data ekonomi ini akan membentuk dinamika pasar saham pekan ini. Penting bagi investor untuk memonitor perkembangan data tersebut guna mengambil keputusan investasi yang tepat.