800 Warga Mengungsi Akibat Pertikaian Pilkada Puncak Jaya
Pertikaian antar pendukung paslon di Puncak Jaya, Papua Tengah mengakibatkan 800 warga mengungsi ke berbagai lokasi aman, sementara aparat keamanan berupaya menjaga kondusifitas daerah.
Kerusuhan pasca-Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, telah memaksa 800 warga mengungsi. Kejadian ini bermula dari pertikaian antar pendukung dua pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati, nomor urut 1 dan 2. Insiden ini terjadi di Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya, pada awal Februari 2024.
Dampak Pertikaian dan Kondisi Pengungsi
Menurut keterangan Kapolres Puncak Jaya, AKBP Kuswara, kepada ANTARA Jumat lalu, ratusan pengungsi tersebut sebagian besar terdiri dari perempuan, anak-anak, dan lansia. Mereka tersebar di beberapa lokasi, termasuk Mapolres Puncak Jaya, Kodim 1714/Puncak Jaya, dan gedung Gereja GIDI. Banyak dari pengungsi berasal dari Distrik Pegeleme. Meskipun beberapa warga, terutama laki-laki dewasa, telah kembali ke rumah, situasi tetap rawan.
Situasi mulai menunjukan perbaikan. Beberapa warung dan kios telah kembali beroperasi, memenuhi kebutuhan warga. Kapolres Kuswara berharap situasi kondusif dapat dipertahankan hingga putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa pilkada diumumkan. Pihak kepolisian berkomitmen menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Upaya Penanganan dan Pencegahan
Menindaklanjuti perintah Kapolda Papua Tengah, Kepolisian setempat akan meningkatkan patroli skala besar. Razia senjata tajam dan senjata tradisional juga akan dilakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan lebih lanjut. Selain patroli, pendekatan dialogis juga dilakukan. Petugas memberikan imbauan kepada warga agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang sengaja disebar oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Langkah-langkah pencegahan ini sangat penting mengingat aksi saling serang antar pendukung paslon telah terjadi beberapa kali. Insiden pada Senin, 3 Februari 2024, misalnya, mengakibatkan satu orang meninggal dunia, 131 orang luka-luka, dan 32 rumah terbakar. Kejadian ini menunjukkan betapa seriusnya situasi dan perlunya upaya pencegahan yang lebih intensif.
Pasangan Calon dan Proses Pilkada
Pilkada Serentak 2024 di Kabupaten Puncak Jaya diikuti oleh dua pasangan calon, yaitu Yuni Wonda-Mus Kogoya dan Miren Kogoya-Wendi. Persaingan ketat antara kedua paslon diduga menjadi pemicu utama terjadinya pertikaian antar pendukung. Hasil pilkada dan proses penyelesaian sengketa pilkada di MK akan sangat menentukan langkah selanjutnya dalam meredakan ketegangan dan mengembalikan situasi normal di Puncak Jaya.
Kesimpulan
Pertikaian antar pendukung paslon di Puncak Jaya telah menimbulkan dampak serius, memaksa ratusan warga mengungsi dan menyebabkan korban jiwa serta kerusakan harta benda. Upaya penegakan hukum dan pencegahan konflik oleh aparat keamanan sangat penting untuk meredakan ketegangan dan mengembalikan rasa aman bagi masyarakat. Semoga situasi dapat segera pulih dan proses hukum berjalan lancar untuk menyelesaikan sengketa pilkada.