Aspekpir Kembangkan Biochar dari Tandan Kosong Sawit: Solusi Ramah Lingkungan dan Bernilai Ekonomi
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) di Kampar, Riau, kembangkan biochar dari tandan kosong sawit untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menawarkan peluang ekonomi baru bagi petani.

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) berhasil mengembangkan biochar, sebuah arang aktif kaya karbon, dari limbah tandan kosong sawit di Kabupaten Kampar, Riau. Inovasi ini melibatkan 100 petani sawit anggota Aspekpir dan diselenggarakan di KUD Karya Sembada, Desa Batang Tindih, Kecamatan Rumbio Jaya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan petani sawit dengan memanfaatkan limbah melimpah menjadi produk bernilai ekonomi sekaligus meningkatkan produktivitas perkebunan.
Ketua Umum Aspekpir, Setiyono, menjelaskan bahwa pengembangan biochar ini didorong oleh ketersediaan tandan kosong sawit yang melimpah. "Harapan kami, anggota Aspekpir di Kampar bisa membuat biochar secara mandiri karena bahan bakunya sangat melimpah," ujar Setiyono dalam keterangannya di Jakarta, Rabu. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi dampak lingkungan dari limbah sawit.
Biochar, berbeda dengan pupuk, berfungsi sebagai pembenah tanah. Kemampuannya menyerap dan menyimpan air serta unsur hara, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, menjadikan biochar solusi efektif untuk menjaga kelembaban tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Dengan demikian, akar tanaman dapat berkembang lebih baik, dan produktivitas perkebunan meningkat secara signifikan.
Pemanfaatan Limbah Sawit Menjadi Biochar
Proses pembuatan biochar melibatkan pembakaran tidak sempurna atau pembakaran tanpa oksigen (pirolisis) pada suhu di atas 200-250 derajat Celcius. Menurut Mirza Arif Zainal dari Yayasan Agathis Dammara Karbon, biochar yang dihasilkan memiliki rongga-rongga yang mampu menyerap dan menyimpan unsur hara dengan sangat baik. Hal ini mencegah unsur hara tersapu air hujan atau erosi, sehingga kesuburan tanah terjaga.
Lebih lanjut, Mirza menjelaskan bahwa biochar juga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Dengan demikian, penggunaan biochar tidak hanya meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga memperbaiki struktur tanah secara keseluruhan, sehingga menghasilkan tanah yang lebih sehat dan produktif.
Keunggulan biochar ini mendapat dukungan penuh dari Senior Analis Divisi UKMK Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Anwar Sadat. Anwar berharap para petani dapat mengaplikasikan biochar di kebun sawit mereka. "Apalagi tandan kosong sawit yang menjadi bahan baku biochar banyak tersedia di sini," katanya. Dukungan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendorong inovasi dan pemberdayaan petani sawit.
Potensi Ekonomi Biochar
Anwar Sadat juga menekankan nilai ekonomi biochar. Biochar bukan hanya bermanfaat bagi petani, tetapi juga memiliki pasar yang luas, mulai dari individu, kelompok tani, rumah tangga, komunitas, hingga perusahaan perkebunan. Hal ini membuka peluang ekonomi baru bagi petani sawit untuk memasarkan biochar dan meningkatkan pendapatan mereka.
Dengan demikian, pengembangan biochar dari tandan kosong sawit oleh Aspekpir bukan hanya solusi ramah lingkungan untuk pengelolaan limbah sawit, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang menjanjikan bagi petani sawit di Indonesia. Petani kini memiliki alternatif untuk meningkatkan pendapatan dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
"Petani kelapa sawit punya peluang untuk memanfaatkan biochar sebagai produk yang layak dipasarkan di sekitar tempat tinggal maupun pasar yang lebih luas," kata Anwar Sadat. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi ini memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit dan mengurangi dampak lingkungan dari industri sawit.
Kesimpulannya, inisiatif Aspekpir dalam mengembangkan biochar dari tandan kosong sawit merupakan langkah inovatif yang berdampak positif bagi lingkungan dan perekonomian petani. Pemanfaatan limbah sawit menjadi produk bernilai tambah ini membuka peluang besar bagi peningkatan kesejahteraan petani dan keberlanjutan industri sawit di Indonesia.