Bakso Daun Kelor: Inovasi Unand Cegah Stunting di Padang Pariaman
Mahasiswa KKN Unand mengenalkan bakso daun kelor di Padang Pariaman sebagai solusi inovatif untuk mencegah stunting, memanfaatkan kandungan gizi tinggi daun kelor untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas (Unand) meluncurkan inovasi terbaru dalam upaya pencegahan stunting di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat: bakso daun kelor. Program ini diluncurkan pada 1 Januari 2024, bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak dan mencegah pertumbuhan yang terhambat.
Inisiatif ini, dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan KKN Unand, Lili Fajria M.Biomed, bukan sekadar program pengabdian masyarakat. Lebih dari itu, program ini merupakan bentuk kontribusi nyata perguruan tinggi dalam meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat. Pelatihan pembuatan bakso daun kelor diberikan langsung kepada masyarakat, menekankan pentingnya pemenuhan gizi bagi balita untuk mencegah stunting.
Stunting, kondisi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang terhambat akibat kekurangan gizi jangka panjang, sangat memprihatinkan. Anak stunting umumnya memiliki tinggi badan di bawah standar usianya, dan berisiko mengalami gangguan perkembangan kognitif. Masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun, merupakan periode kritis pencegahan stunting. Asupan gizi seimbang dan pola hidup sehat sangat penting pada periode ini.
Daun kelor (moringa oleifera) dipilih karena kandungan gizinya yang kaya. Daun kelor kaya akan protein, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi, sangat bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah kekurangan gizi penyebab stunting. Penggunaan daun kelor dalam menu makanan anak, diharapkan dapat memberikan solusi gizi yang terjangkau dan mudah didapat.
Merlin, salah satu mahasiswa KKN Unand, menyatakan bahwa bakso daun kelor merupakan solusi inovatif dan menarik. Bentuk bakso yang familiar diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat, khususnya anak-anak, untuk mengonsumsi makanan bergizi. Selain itu, inovasi ini juga diharapkan dapat membuka peluang usaha baru bagi UMKM lokal di Nagari Campago.
Lebih lanjut, Lili Fajria menambahkan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada penyediaan makanan bergizi, tetapi juga pada edukasi kepada masyarakat. Penting bagi masyarakat untuk memahami pentingnya gizi seimbang dan bagaimana pencegahan stunting dapat dilakukan sejak dini. Harapannya, program ini dapat memberikan dampak jangka panjang bagi kesehatan generasi mendatang.
Dengan menggabungkan inovasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat, program bakso daun kelor ini menunjukan komitmen Unand dalam membantu pemerintah mengatasi masalah stunting di Sumatera Barat. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat berkontribusi langsung dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.