Bangka Tengah Bergerak Proaktif Tekan Angka Putus Sekolah
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah meluncurkan berbagai program untuk menekan angka putus sekolah, termasuk mendirikan sekolah baru dan membentuk Satgas Pencegahan Anak Putus Sekolah.

Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, gencar menekan angka putus sekolah dengan berbagai langkah proaktif. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Bangka Tengah, Sihombing, di Koba pada Rabu, 26 Februari. Langkah-langkah ini diambil sebagai respon terhadap data yang menunjukkan peningkatan angka putus sekolah dalam beberapa tahun terakhir, terutama akibat dampak pandemi COVID-19 dan kondisi ekonomi masyarakat.
Salah satu upaya konkrit yang dilakukan adalah pendirian sekolah baru tingkat SMP, termasuk SMP terbuka yang diperuntukkan bagi siswa usia 13 hingga 18 tahun. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan akses pendidikan yang lebih luas bagi anak-anak yang sebelumnya kesulitan mengakses pendidikan formal. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah juga telah meluncurkan program Gerakan Penuntasan Identifikasi Putus Sekolah (GETAS ITULAH) yang ditargetkan mampu menurunkan angka putus sekolah di seluruh desa/kelurahan pada tahun 2025.
Tidak hanya itu, untuk memastikan efektivitas program, dibentuk pula Satgas Pencegahan dan Penanganan Anak Putus Sekolah. Satgas ini melibatkan berbagai pihak, termasuk organisasi perangkat daerah, camat, kepala desa, dan tokoh masyarakat. Tugas utama Satgas ini adalah melakukan intervensi langsung berdasarkan data riil anak putus sekolah dalam tiga tahun terakhir, dengan kerja sama erat antara pemerintah desa dan pihak sekolah. "Satgas ini bertugas melakukan intervensi konkret berdasarkan data riil anak putus sekolah dalam tiga tahun terakhir, dengan melibatkan pemerintah desa dan pihak sekolah," jelas Sihombing.
Upaya Kolaboratif Tekan Angka Putus Sekolah
Faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka putus sekolah di Bangka Tengah. Banyak anak terpaksa membantu keluarga bekerja, seperti berkebun, melaut, atau menambang, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Kondisi ini diperparah oleh dampak pandemi COVID-19 yang turut menekan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, upaya kolaboratif antara pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah menyadari pentingnya sinergi untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan program-program yang dicanangkan dapat berjalan efektif dan mencapai sasaran. Partisipasi aktif masyarakat sangat krusial dalam mengidentifikasi dan membantu anak-anak putus sekolah agar kembali melanjutkan pendidikan mereka.
Selain itu, program GETAS ITULAH diharapkan mampu memetakan secara akurat penyebab dan lokasi anak putus sekolah. Dengan data yang akurat, intervensi yang tepat sasaran dapat dilakukan sehingga program penanggulangan putus sekolah dapat lebih efektif. Hal ini juga akan membantu dalam pengalokasian sumber daya yang lebih terarah dan efisien.
Data Putus Sekolah Tahun 2020-2023
Berikut data angka anak putus sekolah di Bangka Tengah periode 2020-2023 berdasarkan data Dinas Pendidikan Bangka Tengah (data 2024 belum dirilis):
- Tingkat SMP/MTs:
- 2020: 96 siswa
- 2021: 131 siswa
- 2022: 132 siswa
- 2023: 77 siswa
- Total (2020-2023): 436 siswa
- 2020: 31 siswa
- 2021: 59 siswa
- 2022: 57 siswa
- 2023: 28 siswa
Data ini menunjukkan fluktuasi angka putus sekolah dari tahun ke tahun. Meskipun terdapat penurunan pada tahun 2023, upaya berkelanjutan tetap diperlukan untuk memastikan angka putus sekolah terus menurun dan kualitas pendidikan di Bangka Tengah semakin meningkat. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus berupaya menekan angka putus sekolah melalui berbagai program dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Dengan berbagai strategi yang telah dan akan dijalankan, diharapkan angka putus sekolah di Kabupaten Bangka Tengah dapat ditekan secara signifikan. Kolaborasi yang erat antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi seluruh anak di Bangka Tengah.