Lombok Barat Berupaya Tingkatkan Rata-Rata Lama Sekolah: Langkah Majukan SDM dan Kurangi Kemiskinan
Pemkab Lombok Barat berupaya meningkatkan rata-rata lama sekolah untuk meningkatkan kualitas SDM dan mengurangi angka kemiskinan, dengan fokus pada peningkatan infrastruktur sekolah dan kualitas guru serta kerjasama dengan berbagai pihak.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, gencar meningkatkan rata-rata lama sekolah masyarakatnya. Upaya ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan menekan angka kemiskinan di daerah tersebut. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Lombok Barat, Nurul Adha, pada Jumat lalu di Kantor Bupati Lombok Barat.
Berdasarkan data BPS tahun 2024, rata-rata lama sekolah di Lombok Barat masih tergolong rendah. Rata-rata lama sekolah pria mencapai 7,62 tahun, sementara perempuan hanya 6,32 tahun. Angka ini jauh di bawah angka harapan lama sekolah yang mencapai 13,99 tahun. Rendahnya angka ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Wakil Bupati Nurul Adha menekankan pentingnya peningkatan rata-rata lama sekolah sebagai indikator kualitas pendidikan. Data ini akan menjadi acuan dalam menyusun perencanaan kebijakan pendidikan yang lebih efektif dan terarah untuk masa depan Lombok Barat.
Meningkatkan Infrastruktur dan Kualitas Guru
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui dua pendekatan utama. Pertama, dengan memperbaiki infrastruktur sekolah agar lebih nyaman dan kondusif bagi proses belajar mengajar. Sekolah yang nyaman diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih betah dan bersemangat dalam belajar.
Kedua, pemerintah fokus pada peningkatan kualitas guru. Guru yang berkualitas dan profesional akan mampu memberikan pendidikan yang lebih baik dan efektif bagi para siswa. Hal ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
"Kalau sekolah bisa menghadirkan semangat belajar anak-anak, saya kira ini bisa membuat anak-anak betah dan ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi," ujar Wakil Bupati Nurul Adha.
Peran Keluarga dan Kerja Sama Antar Lembaga
Nurul Adha juga menyoroti peran penting keluarga dalam keberhasilan pendidikan anak. Tingkat putus sekolah, menurutnya, tidak selalu disebabkan oleh faktor ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor keluarga. Oleh karena itu, Pemkab Lombok Barat aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
Kerja sama ini melibatkan Kementerian Agama, pemangku kepentingan terkait, dan lembaga swadaya masyarakat. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada keluarga di Lombok Barat tentang pentingnya pendidikan dan dukungan penuh terhadap pendidikan anak-anak mereka.
Pemkab Lombok Barat juga menargetkan penurunan angka putus sekolah di jenjang SMP. "Jangan hanya berhenti pada jenjang sekolah dasar karena rata-rata begitu SD masuk kelas VII SMP banyak putus sekolah. Angka itu juga ingin kami cari apa penyebab utamanya dan harus kami selesaikan," tegas Nurul Adha.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan rata-rata lama sekolah di Lombok Barat dapat meningkat secara signifikan. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas SDM dan pada akhirnya mengurangi angka kemiskinan di Lombok Barat.