Banjarmasin Kukuhkan 138 Guru Penggerak Angkatan Terakhir: Siap Menjadi Agen Perubahan Pendidikan
Pemerintah Kota Banjarmasin mengukuhkan 138 guru penggerak angkatan terakhir, siap menjadi agen perubahan dalam transformasi pendidikan berkualitas di Kalimantan Selatan.

Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, resmi mengukuhkan 138 guru penggerak angkatan terakhir pada Rabu, 23 April 2025. Pengukuhan ini menandai berakhirnya program Guru Penggerak Nasional di Banjarmasin untuk jenjang TK hingga SMA/SMK dan SLB. Wali Kota Banjarmasin, H. Muhammad Yamin HR, memimpin langsung upacara pengukuhan tersebut, menegaskan pentingnya peran guru-guru ini dalam memajukan pendidikan di kota tersebut.
Dari total 138 guru, rinciannya meliputi 2 guru TK, 83 guru SD, 19 guru SMP, 25 guru SMA, 8 guru SMK, dan 1 guru SLB. Wali Kota Yamin menekankan pentingnya peran guru penggerak sebagai agen perubahan, mendorong transformasi pendidikan yang lebih berkualitas dan interaktif, tanpa meninggalkan sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) yang telah ada. Beliau berharap para guru penggerak dapat menjadi teladan dan terus menggerakkan semangat perubahan di lingkungan pendidikan.
Pengukuhan ini berlangsung di tengah transisi kebijakan pemerintah pusat. Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) tengah beralih menjadi program Pendidikan Kepemimpinan Sekolah (PKS), meskipun masih dalam tahap kajian. Namun, Pengembang Teknologi Pembelajaran Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Kalsel, Wahyu Fibriyanto, memberikan jaminan bahwa hak-hak guru penggerak tetap terlindungi. Mereka tetap berpeluang menjadi kepala sekolah atau pengawas, asalkan memenuhi persyaratan administrasi.
Guru Penggerak: Agen Perubahan di Banjarmasin
Para guru penggerak yang dikukuhkan diharapkan mampu menjadi motor penggerak transformasi pendidikan di Banjarmasin. Mereka akan berperan penting dalam menciptakan sistem pembelajaran yang lebih inovatif, menyenangkan, dan efektif. Komitmen pemerintah untuk mendukung peran guru penggerak sebagai ujung tombak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sangatlah nyata.
Dengan jumlah guru penggerak yang cukup signifikan, diharapkan akan terjadi dampak positif yang luas terhadap kualitas pendidikan di Kota Banjarmasin. Para guru ini diharapkan dapat menularkan semangat dan keterampilan mereka kepada rekan sejawat, sehingga tercipta peningkatan kualitas pembelajaran secara menyeluruh.
Program Guru Penggerak telah memberikan pelatihan dan pengembangan kompetensi bagi para guru, membekali mereka dengan metode pembelajaran modern dan pendekatan kepemimpinan yang efektif. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Banjarmasin secara signifikan.
Transisi Kebijakan dan Masa Depan Guru Penggerak
Meskipun terjadi transisi kebijakan dari PGP ke PKS, pemerintah memastikan bahwa guru penggerak tetap memiliki peran penting dalam sistem pendidikan. Mereka tetap menjadi aset berharga dan akan terus didukung dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.
BGTK Kalsel memastikan bahwa hak-hak guru penggerak tetap terjaga dan mereka masih memiliki kesempatan untuk berkarier lebih tinggi, seperti menjadi kepala sekolah atau pengawas. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menghargai kontribusi para guru penggerak.
Dengan demikian, transisi kebijakan ini tidak akan mengurangi peran penting guru penggerak dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Justru sebaliknya, pemerintah akan terus mendorong peran serta mereka dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik.
Pemerintah akan terus mendukung dan memfasilitasi guru-guru penggerak agar mereka dapat menjalankan tugas dan peran mereka secara optimal. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kesimpulan
Pengukuhan 138 guru penggerak angkatan terakhir di Banjarmasin menandai tonggak penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di kota tersebut. Para guru ini siap menjadi agen perubahan, mengimplementasikan pembelajaran inovatif, dan memimpin transformasi pendidikan menuju masa depan yang lebih baik. Meskipun ada transisi kebijakan, pemerintah memastikan dukungan penuh terhadap guru penggerak sebagai aset berharga dalam memajukan pendidikan Indonesia.