Banjir Bandang Tutup Pantura Situbondo: Material Batu dan Pasir Menerjang Jalan Raya
Banjir bandang yang membawa material batu dan pasir menutup akses jalan pantura Situbondo pada Rabu pagi, 5 Februari 2025, menyebabkan kemacetan panjang akibat luapan sungai dan jebolnya tanggul.
![Banjir Bandang Tutup Pantura Situbondo: Material Batu dan Pasir Menerjang Jalan Raya](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/090028.635-banjir-bandang-tutup-pantura-situbondo-material-batu-dan-pasir-menerjang-jalan-raya-1.jpg)
Banjir bandang menerjang jalur Pantura Situbondo, Jawa Timur, Rabu pagi, 5 Februari 2025. Arus deras air sungai membawa material batu dan pasir, menutup akses jalan raya dan menyebabkan kemacetan parah dari Surabaya menuju Banyuwangi, dan sebaliknya. Kejadian ini bermula sekitar pukul 07.00 WIB di Dusun Kembangsambi, Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Situbondo, Sruwi Hartanto, menjelaskan bahwa peristiwa serupa terjadi pada awal Januari 2025. Jebolnya tanggul sungai mengakibatkan banjir dari pegunungan langsung menerjang jalur Pantura. Material batu dan pasir yang terbawa banjir kali ini kembali menutup akses vital penghubung Pulau Jawa dan Bali tersebut.
Petugas gabungan bersama warga setempat bahu-membahu membersihkan material longsoran secara manual. Upaya tersebut dilakukan untuk mengembalikan akses jalan dan mengurai kemacetan. Tantangan utama adalah volume material yang cukup banyak dan perlu waktu serta tenaga ekstra untuk menyingkirkannya.
Hujan deras yang mengguyur Situbondo sejak Selasa (4/2) sore menyebabkan debit air sungai meningkat drastis. Kondisi ini diperparah dengan cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang yang melanda beberapa hari terakhir. Selain banjir bandang, bencana lain seperti longsor dan pohon tumbang juga terjadi, dan ditangani oleh tim gabungan.
Tidak hanya di Dusun Kembangsambi, banjir luapan sungai juga terjadi di Desa Landangan, Kecamatan Kapongan. Peristiwa ini turut menyebabkan kemacetan panjang di jalur Pantura. Kondisi ini menunjukkan dampak luas dari cuaca ekstrem yang melanda Situbondo.
Bencana ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan daerah aliran sungai dan antisipasi terhadap bencana hidrometeorologi di wilayah rawan bencana seperti Situbondo. Masyarakat dan pemerintah perlu meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana serupa di masa mendatang.
Kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di Situbondo menjadi sorotan. Perlu adanya langkah antisipasi dan mitigasi bencana yang lebih komprehensif agar kejadian serupa dapat diminimalisir. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan instansi terkait sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kelancaran akses jalan di wilayah tersebut. Perbaikan infrastruktur dan edukasi masyarakat mengenai mitigasi bencana juga menjadi hal penting untuk diperhatikan.