Banjir Bima: Kisah Pilu Alwi Kehilangan Istri dan Bayi 8 Bulan
Banjir bandang di Bima, NTB, merenggut istri dan bayi 8 bulan Alwi, meninggalkan duka mendalam dan pencarian yang masih berlangsung hingga kini.
![Banjir Bima: Kisah Pilu Alwi Kehilangan Istri dan Bayi 8 Bulan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220034.058-banjir-bima-kisah-pilu-alwi-kehilangan-istri-dan-bayi-8-bulan-1.jpg)
Banjir Bima: Kisah Pilu Alwi Kehilangan Istri dan Bayi 8 Bulan
Banjir bandang yang menerjang Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu, 2 Februari 2025, menyisakan duka mendalam bagi warga setempat. Salah satu kisah pilu datang dari Alwi (35), yang kehilangan istri, Juliani (32), dan bayi mereka yang baru berusia 8 bulan.
Peristiwa yang Mengubah Segalanya
Alwi menceritakan detik-detik mencekam saat banjir menerjang rumahnya. "Kejadian itu begitu cepat dan tidak bisa saya bayangkan hingga saat ini," ujarnya saat diwawancarai di kediamannya, Rabu, 5 Februari 2025. Melihat air mulai memasuki halaman, Alwi segera mengungsikan istri dan bayinya ke rumah panggung tetangga yang lebih tinggi. Prioritasnya saat itu hanya keselamatan keluarga kecilnya.
Rumah Alwi, yang hanya berupa kios kecil setengah permanen dan berhadapan langsung dengan sungai, tak mampu bertahan dari derasnya arus. Beberapa menit setelah mengungsikan istri dan anaknya, Juliani meminta Alwi mengambil dot susu dari rumah. Saat Alwi kembali, bencana terjadi. "Banjir membesar dan langsung menghanyutkan rumah tempat istri dan anaknya berada," kenang Alwi dengan suara bergetar.
Alwi menggambarkan betapa kaku dan dingin tubuhnya saat menyaksikan peristiwa tragis tersebut. "Setelah sekian menit saya baru sadar dan merasa sangat terpukul karena kehilangan mereka berdua," katanya sembari memeluk anak pertamanya yang tinggal bersama kakek dan neneknya.
Harapan yang Tersisa
Satu-satunya harapan Alwi saat ini adalah ditemukannya jasad istri dan bayinya. "Saya dan keluarga besar kami sudah ikhlas, meski ini sangat berat dan menyesakkan dada kami," ucapnya. Juliani dan Alwi memiliki dua anak laki-laki, yang satu berusia 5 tahun dan satunya lagi bayi 8 bulan yang menjadi korban banjir.
Hingga hari ketiga pasca-banjir, jasad Juliani, bayinya, dan tiga korban lainnya belum ditemukan. Tiga korban lainnya telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Senin, 3 Februari 2025. Kehilangan ini menjadi duka mendalam bagi keluarga dan warga Desa Nanga Wera, sekaligus pengingat akan dahsyatnya bencana alam dan pentingnya kesiapsiagaan.
Kisah Alwi menjadi gambaran nyata dampak buruk bencana banjir bandang. Kehilangan yang mendalam ini mengingatkan kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam serupa di masa mendatang. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan.