Banjir di Perbatasan Kalbar-Malaysia: Ratusan Rumah Terendam, Warga Menolak Evakuasi
Banjir di Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, merendam ratusan rumah dan mendampak ribuan jiwa, meski warga enggan mengungsi.
Banjir yang melanda ratusan rumah warga di perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar), masih menjadi perhatian serius. Peristiwa ini mengakibatkan lebih dari 1.507 jiwa dari 453 kepala keluarga terdampak, berdasarkan data yang dirilis oleh Kapolsek Jagoi Babang, AKP Asep Maulana, pada Rabu, 29 Januari 2025.
Dampak Banjir dan Penolakan Evakuasi
Dua desa, Dusun Peleng dan Sentimok, mengalami dampak terparah dengan ketinggian air mencapai tiga meter. Menariknya, meskipun situasi membahayakan, warga memilih bertahan di rumah masing-masing. AKP Asep Maulana menjelaskan, upaya imbauan untuk mengungsi terus dilakukan oleh aparat setempat, namun sebagian besar warga menolak karena ingin mengamankan harta benda mereka. Hal ini menyebabkan aktivitas masyarakat lumpuh total.
Bantuan dan Kondisi Terkini
Berbagai pihak telah menyalurkan bantuan, termasuk layanan pemeriksaan kesehatan gratis dari Puskesmas Jagoi Babang. Desa Sinar Baru dan Desa Kumba menjadi daerah yang paling terdampak. Kondisi geografis wilayah tersebut memang rawan banjir saat hujan deras. Pihak kepolisian dan instansi terkait terus memantau situasi dan berkoordinasi untuk penanganan lebih lanjut. Sebagian besar rumah warga yang terdampak merupakan rumah panggung yang terletak di pinggir sungai.
Potensi Perburukan Situasi dan Angka Korban Secara Keseluruhan
Kapolsek Jagoi Babang mengingatkan potensi peningkatan tinggi air jika curah hujan tinggi berlanjut, terutama dengan tambahan aliran dari Sungai Piat (berhulu di Malaysia) dan Sungai Kumba. Meski demikian, hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa. Sementara itu, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkayang menunjukkan angka yang lebih besar. Tercatat 3.468 rumah terdampak banjir, melibatkan sekitar 12.023 jiwa. Banjir yang dimulai sejak 21 Januari 2025 ini telah melanda sebelas kecamatan di Bengkayang, termasuk Kecamatan Lumar yang juga mengalami longsor.
Imbauan dan Peringatan Dini
Kepala BPBD Kabupaten Bengkayang, Dwi Berta, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera mengungsi jika situasi membahayakan. Beliau menekankan pentingnya mengenali potensi bencana di wilayah masing-masing dan melakukan evakuasi dini sebelum situasi semakin sulit dikendalikan. BMKG Maritim Pontianak juga mengeluarkan peringatan dini akan curah hujan dengan intensitas tinggi hingga 30 Januari 2025, serta potensi gelombang tinggi hingga 2,5 meter di perairan Bengkayang-Singkawang.
Kesimpulan
Banjir di perbatasan Kalbar-Malaysia menimbulkan dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Meskipun bantuan telah disalurkan dan upaya evakuasi terus dilakukan, penolakan warga untuk mengungsi menjadi tantangan tersendiri. Peringatan dini cuaca ekstrem perlu diwaspadai untuk mencegah peningkatan jumlah korban dan kerugian yang lebih besar. Koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait sangat penting dalam penanganan bencana ini.