Banjir Bengkayang: PCNU Galang Dana untuk Ribuan Korban
PCNU Bengkayang menggalang dana untuk membantu lebih dari 5.000 warga yang terdampak banjir parah di sembilan kecamatan akibat curah hujan tinggi, dengan Kecamatan Ledo sebagai wilayah terdampak terburuk.
Banjir yang melanda Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, telah menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan bantuan mendesak. PCNU Bengkayang bergerak cepat dengan menggalang dana untuk meringankan beban para korban. Sekretaris PCNU Bengkayang, Yusli, menyatakan bahwa donasi dari berbagai unsur NU sangat dibutuhkan untuk membantu para korban bencana alam ini.
Hujan deras beberapa hari terakhir menyebabkan sungai meluap dan menenggelamkan sejumlah wilayah di sembilan kecamatan. Kecamatan Ledo menjadi wilayah yang paling parah terdampak banjir tahun ini, dengan air yang terus naik dan belum menunjukkan tanda-tanda surut dalam waktu dekat. Situasi ini diperparah dengan prediksi cuaca yang masih belum menentu.
Gerakan Pemuda Ansor Bengkayang juga turut serta dalam penanggulangan bencana ini. Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor, Widya Sumantri, telah menginstruksikan anggota Banser untuk terjun langsung ke lapangan membantu warga, khususnya di Desa Lesabela, Kecamatan Ledo. Mereka bergantian setiap hari untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang terdampak.
Bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat juga sudah mulai disalurkan. BPBD Kabupaten Bengkayang telah berkolaborasi dengan pihak kecamatan dan desa untuk mendirikan posko dan dapur umum, terutama di Kecamatan Ledo. Hal ini bertujuan untuk menyediakan kebutuhan pokok bagi para pengungsi dan korban banjir.
Berdasarkan data dari Kepala BPBD Kabupaten Bengkayang, Dwi Berta, sebanyak 1.304 kepala keluarga (KK) atau sekitar 5.216 jiwa terdampak banjir. Sembilan kecamatan terdampak, dengan Kecamatan Ledo mengalami dampak paling signifikan. Banjir di Ledo bahkan sampai merendam jalan-jalan utama, menghambat aktivitas warga.
Tidak hanya di Ledo, dampak banjir juga terasa di beberapa titik jalan raya penghubung perbatasan Jagoi Babang-Malaysia. Lima titik jalan terendam banjir, salah satunya di Jalan Raya Bengkayang-Jagoi Babang dengan ketinggian air mencapai 150 sentimeter, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan. Lokasi terdampak lainnya meliputi Desa Lesabela Ledo, depan SDN 02 Ledo, Dusun Tanjung Ledo, Dusun Sepauk Desa Jesape, dan Jalan Raya Ledo-Subah di Dusun Lesabela.
Banjir di Bengkayang merupakan bencana alam yang memerlukan penanganan serius dan kolaborasi berbagai pihak. Upaya penggalangan dana oleh PCNU Bengkayang menjadi salah satu bentuk kepedulian dan solidaritas untuk membantu meringankan beban para korban dan mempercepat proses pemulihan pasca-bencana. Donasi dari masyarakat diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan mendesak para korban yang kehilangan mata pencaharian dan harta benda.