Banjir Kepung 10 Kecamatan di Maros Akibat Bendungan Lekopancing Meluap
Hujan deras menyebabkan Bendungan Lekopancing di Maros, Sulawesi Selatan meluap dan mengakibatkan banjir yang merendam 10 kecamatan, dengan ketinggian air mencapai 2 meter di beberapa wilayah.
![Banjir Kepung 10 Kecamatan di Maros Akibat Bendungan Lekopancing Meluap](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/000035.449-banjir-kepung-10-kecamatan-di-maros-akibat-bendungan-lekopancing-meluap-1.jpg)
Maros, Sulawesi Selatan - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, pada Selasa (11/2) mengakibatkan Bendungan Lekopancing meluap. Akibatnya, 10 dari 14 kecamatan di Kabupaten Maros terendam banjir. Ketinggian air bervariasi, dengan beberapa titik mencapai dua meter. Kejadian ini memaksa warga di sejumlah wilayah untuk mengungsi.
Kecamatan Terdampak Banjir
Sepuluh kecamatan yang terdampak banjir adalah Maros Baru, Lau, Marusu, Mandai, Turikale, Simbang, Bantimurung, Moncongloe, Tompobulu, dan Camba. Dua kecamatan, Maros Baru dan Turikale, terdampak paling parah dengan seluruh desa terendam banjir. Kondisi ini menyebabkan akses jalan di beberapa lokasi terputus.
Dampak Banjir terhadap Warga
Warga yang rumahnya merupakan rumah panggung masih dapat bertahan di rumah masing-masing. Namun, bagi warga yang rumahnya tidak memiliki ketinggian yang cukup, diimbau untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Salah satu warga Kelurahan Alatengngae, Kecamatan Bantimurung, Yulianti, menuturkan bahwa banjir telah mencapai ketinggian dua meter di wilayahnya. Bahkan, motor warga terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih tinggi.
"Motor warga pun sudah diungsikan di tempat yang masih tinggi di teras masjid, tapi kalau belum surut sampai besok, khawatir air juga sudah masuk ke masjid dan merendam kendaraan kami," ungkap Yulianti.
Yulianti juga menambahkan bahwa akses jalan menuju lokasinya terputus karena meluapnya sungai Bantimurung. Kondisi ini menggambarkan kesulitan yang dihadapi warga dalam menghadapi bencana banjir ini.
Tanggapan Pemerintah
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maros, Towadeng, membenarkan meluasnya dampak banjir. Bupati Maros, H.A.S Chaidir Syam, juga menyatakan bahwa ketinggian air di pemukiman warga berkisar antara satu hingga dua meter. Pemerintah Kabupaten Maros telah mendirikan posko siaga 24 jam di Kantor BPBD Maros untuk memantau situasi dan memastikan keselamatan warga.
Tim gabungan terus memantau kondisi banjir dan mengumpulkan data di posko utama. Posko ini berperan penting dalam koordinasi bantuan dan evakuasi warga yang terdampak. Upaya pemerintah ini diharapkan dapat meminimalisir dampak buruk banjir dan memberikan pertolongan yang dibutuhkan warga.
Upaya Penanganan Banjir
Meskipun pemerintah telah berupaya maksimal, tantangan dalam penanganan banjir ini masih cukup besar. Luasnya wilayah terdampak dan tingginya intensitas hujan menjadi kendala utama. Selain itu, akses jalan yang terputus di beberapa titik mempersulit proses evakuasi dan penyaluran bantuan. Koordinasi yang baik antara pemerintah, tim penyelamat, dan masyarakat sangat penting untuk mengatasi situasi ini.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Peningkatan infrastruktur, sistem peringatan dini, dan edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana sangat krusial untuk mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan oleh banjir di masa mendatang. Semoga situasi ini dapat segera teratasi dan warga terdampak dapat kembali beraktivitas normal.
Kesimpulan
Banjir yang melanda 10 kecamatan di Kabupaten Maros akibat meluapnya Bendungan Lekopancing merupakan peristiwa yang memprihatinkan. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi dan memulihkan dampak bencana ini. Semoga upaya penanganan banjir dapat berjalan efektif dan warga terdampak dapat segera mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.