Banjir Rendam Dua Desa di Pamekasan, Ratusan Warga Terdampak
Hujan deras dan jebolnya tanggul sungai menyebabkan banjir di Desa Palengaan Daja dan Desa Rombuh, Pamekasan, Jawa Timur, merendam rumah warga hingga 1,5 meter.

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu, 12 April 2025, mengakibatkan bencana banjir yang merendam dua desa di Kecamatan Palengaan. Banjir ini tidak hanya disebabkan oleh hujan deras, tetapi juga karena jebolnya tanggul sungai yang mengakibatkan luapan air menggenangi pemukiman warga. Akibatnya, ratusan warga terpaksa mengungsi dan sejumlah harta benda mengalami kerusakan.
Menurut Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, Akhmad Dofir Rosidi, dua desa yang terdampak adalah Desa Palengaan Daja dan Desa Rombuh. Di Desa Rombuh, tiga dusun terendam, yaitu Dusun Londalam, Dusun Tareta 1, dan Dusun Laccaran. Sementara di Desa Palengaan Daja, hanya Dusun Galisan yang terdampak. Banjir mulai memasuki pemukiman sekitar pukul 12.00 WIB dan semakin parah pada sore hari setelah jebolnya tanggul sungai Palengaan.
"Selain karena hujan deras, yang juga menjadi penyebab banjir di Palengaan itu, karena tanggul sungai jebol, sehingga luapan air menggenangi perkampungan warga," kata Akhmad Dofir Rosidi. Ketinggian air mencapai 1 hingga 1,5 meter, dan beberapa bangunan warga dilaporkan rusak akibat terseret arus. Seorang anak kecil sempat terjebak banjir, namun berhasil dievakuasi oleh warga setempat. Tim BPBD, bersama polisi dan TNI, langsung diterjunkan untuk melakukan evakuasi dan pendataan warga terdampak.
Banjir Palengaan: Dampak dan Upaya Penanganan
Banjir di Kecamatan Palengaan ini merupakan kejadian kedua dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya, pada Maret 2025, banjir juga melanda tiga kelurahan dan satu desa di Kecamatan Kota Pamekasan, yaitu Kelurahan Jangcangcang, Gladak Anyak, Patemon, dan Desa Laden. Bencana tersebut mengakibatkan 350 kepala keluarga terdampak. Kondisi ini menunjukkan pentingnya upaya mitigasi bencana yang lebih komprehensif di wilayah Pamekasan.
BPBD Pamekasan mencatat bahwa banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di musim hujan. Selain banjir, angin kencang, angin puting beliung, dan tanah longsor juga menjadi jenis bencana alam yang kerap melanda daerah tersebut. Pemerintah daerah perlu meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi antar instansi terkait untuk meminimalisir dampak bencana alam di masa mendatang.
Upaya evakuasi dan bantuan bagi warga terdampak terus dilakukan. Tim gabungan BPBD, TNI, dan Polri bekerja keras untuk memberikan bantuan logistik dan memastikan keselamatan warga. Pendataan jumlah warga terdampak masih berlangsung untuk menentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya. Selain itu, perbaikan tanggul sungai yang jebol juga menjadi prioritas untuk mencegah terjadinya banjir susulan.
Antisipasi Bencana di Masa Mendatang
Kejadian banjir di Pamekasan ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya di musim hujan. Perbaikan infrastruktur, seperti tanggul sungai, perlu menjadi perhatian utama untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Selain itu, edukasi dan pelatihan bagi masyarakat tentang mitigasi bencana juga sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan menghadapi bencana alam.
Pentingnya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait dalam penanggulangan bencana tidak dapat dipungkiri. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan dampak bencana alam dapat diminimalisir dan masyarakat dapat lebih siap menghadapi tantangan alam yang mungkin terjadi di masa mendatang. Pembelajaran dari banjir kali ini harus menjadi dasar untuk meningkatkan sistem peringatan dini dan rencana kontijensi yang lebih efektif.
Data dari BPBD Pemkab Pamekasan menunjukkan bahwa banjir, angin kencang, angin puting beliung, dan tanah longsor merupakan bencana yang sering terjadi. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan mitigasi bencana harus menjadi fokus utama pemerintah daerah. Hal ini meliputi pembangunan infrastruktur yang tahan bencana, sistem peringatan dini yang efektif, dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.
Kejadian banjir di Pamekasan ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat, serta langkah-langkah konkret dari pemerintah, sangat penting untuk mengurangi risiko dan dampak bencana alam di masa mendatang. Semoga kejadian ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan sistem penanggulangan bencana di Kabupaten Pamekasan.