Banjir Makassar Surut, Warga Mulai Kembali ke Rumah
Setelah beberapa hari terendam banjir, warga Makassar berangsur-angsur meninggalkan lokasi pengungsian karena air mulai surut, meskipun kekhawatiran akan banjir susulan dan solusi jangka panjang masih ada.

Makassar, 14 Februari 2024 - Warga yang tinggal di empat kecamatan di Makassar, Sulawesi Selatan, mulai meninggalkan tempat pengungsian setelah banjir yang melanda wilayah tersebut mulai surut. Air yang sebelumnya merendam pemukiman hingga ketinggian 1-3 meter, kini telah surut secara bertahap berkat cuaca yang membaik.
Ketua RT 004 di Blok 10 Perumnas Antang, Fathiyah Bahmid, menyatakan bahwa sebagian besar warga telah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa-sisa banjir. "Sudah banyak warga yang pulang mau bersih-bersih rumahnya setelah air mulai surut. Tapi sebagian masih tinggal, ada sekitar 28 keluarga," ujarnya pada Jumat.
Pengalaman Warga Terdampak Banjir
Sudirman, warga Blok 8 Perumnas Antang, yang rumahnya terendam hingga atap, menceritakan bahwa air mulai surut sejak Kamis. "Alhamdulillah, sudah surut ini, kita mulai bersih-bersih rumah. Banjir ini sudah dua kali, tapi ini yang paling parah," katanya. Ia juga mengungkapkan kerugian yang dialaminya akibat kerusakan barang elektronik.
Irsal, korban banjir lainnya, berharap agar cuaca tetap baik dan tidak terjadi banjir susulan. Ia juga menekankan perlunya solusi penanganan banjir dari pemerintah. "Harus ada solusi dari pemerintah menangani banjir yang terjadi setiap tahun, kami terus-terusan menjadi korban," ucapnya. Ia menambahkan bahwa perabot rumahnya rusak akibat tergenang air setinggi 1,5 meter.
Dampak Banjir dan Penanganan
Hujan lebat yang mengguyur Kota Makassar dan sekitarnya selama empat hari terakhir menyebabkan lima kecamatan terdampak banjir. Berdasarkan data BPBD, 10 kelurahan di lima kecamatan (Manggala, Tamalanrea, Biringkanaya, Tamalarea, dan Panakukang) terendam, dengan 3.903 jiwa (1.052 keluarga) mengungsi di 43 titik pos pengungsian.
Tidak hanya Makassar, banjir juga melanda Kabupaten Maros. Data BNPB mencatat 66 desa di 14 kecamatan terdampak, dengan 178.083 jiwa terdampak dan dua orang hilang yang kemudian ditemukan. Di Kabupaten Soppeng, tanah longsor juga terjadi dan telah ditangani oleh BPBD setempat. Akses jalan yang sempat tertutup akibat longsor di Desa Gattareng Toa, Kecamatan Marioriwawo, kini telah kembali dibuka.
Harapan untuk Masa Depan
Meskipun air telah surut, kekhawatiran akan banjir susulan masih menghantui warga. Peristiwa ini menyoroti pentingnya solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir di Makassar dan sekitarnya. Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang, termasuk perbaikan infrastruktur dan sistem drainase yang lebih baik. Tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengurangi risiko bencana dan melindungi warga dari dampak banjir.
Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Peningkatan kesadaran dan edukasi tentang mitigasi bencana juga sangat krusial untuk mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan.