Banjir Sukaresik Surut, Ribuan Warga Kembali ke Rumah
Banjir di Sukaresik, Tasikmalaya, yang merendam 906 rumah dan mengungsikan 3.963 jiwa, kini telah surut dan warga telah kembali ke aktivitas normal.

Banjir yang melanda Desa Tanjungsari, Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, telah surut. Ribuan warga yang sebelumnya mengungsi akibat luapan Sungai Citanduy dan Sungai Cikidang, kini telah kembali ke rumah masing-masing. Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah utara Kabupaten Tasikmalaya pada Kamis, 13 Maret 2023.
Ketua Forum Koordinasi Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adisetya, membenarkan kabar tersebut. "Alhamdulillah sudah surut," ujarnya melalui sambungan telepon pada Sabtu, 15 Maret 2023. Banjir dengan ketinggian sekitar 1,5 meter ini telah menyebabkan dampak yang signifikan bagi masyarakat setempat.
Sebanyak 906 rumah terdampak, mengakibatkan 3.963 jiwa dari 1.131 kepala keluarga terpaksa mengungsi. Beruntung, tidak ada laporan korban jiwa akibat bencana alam ini. Kini, warga tengah membersihkan sisa-sisa lumpur dan puing-puing banjir dari rumah dan lingkungan sekitar.
Warga Kembali Beraktivitas Normal
Setelah surutnya banjir, aktivitas masyarakat di Desa Tanjungsari telah kembali normal. Warga terlihat sibuk membersihkan rumah dan lingkungan mereka dari sisa-sisa lumpur dan material banjir. "Saat ini beres-beres sisa lumpur di rumah masing-masing, aktivitas masyarakat sudah normal," kata Jembar Adisetya.
Meskipun kondisi sudah membaik, kewaspadaan tetap diperlukan. Jembar Adisetya berharap agar tidak terjadi hujan deras kembali dalam waktu dekat untuk mencegah terjadinya banjir susulan. Potensi banjir di daerah tersebut memang cukup tinggi, terutama saat musim hujan.
Tagana Tasikmalaya dan instansi terkait lainnya tetap siaga memantau perkembangan situasi dan melakukan langkah-langkah antisipasi. "Tetap kita siagakan anggota terdekat untuk terus memantau situasi daerah terdampak," tambahnya.
Penanganan Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah Kabupaten Tasikmalaya telah bergerak cepat menanggulangi dampak banjir. Sejak kejadian, pemerintah telah menyediakan tenda darurat, melakukan evakuasi warga, dan menyalurkan bantuan kebutuhan pokok. "Bantuan berupa sembako sudah disalurkan ke masyarakat untuk membantu kebutuhan mereka," jelas Jembar.
Bantuan tersebut sangat membantu meringankan beban warga yang terdampak banjir. Kecepatan respon pemerintah dalam penanganan bencana ini mendapatkan apresiasi dari masyarakat.
Banjir akibat luapan Sungai Citanduy dan Sungai Cikidang di Sukaresik memang bukan kejadian baru. Peristiwa serupa sering terjadi setiap musim hujan, mengakibatkan genangan air di pemukiman penduduk, akses jalan, dan lahan pertanian. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah untuk mencari solusi jangka panjang dalam mengatasi masalah banjir di wilayah tersebut.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya di daerah rawan banjir. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan relawan sangat krusial dalam mengurangi risiko dan dampak bencana.