Puluhan KK Korban Banjir Cianjur Sudah Kembali ke Rumah
Banjir bandang di Cianjur menyebabkan puluhan KK mengungsi, namun kini telah kembali ke rumah masing-masing setelah air surut, meskipun jembatan di Desa Ciwalen ambruk akibat hujan deras.

Banjir bandang yang melanda Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin dini hari, telah menyebabkan puluhan kepala keluarga (KK) mengungsi. Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Minggu hingga Senin dini hari, mengakibatkan debit air sungai meluap dan merendam rumah-rumah warga hingga setengah meter. Namun, berkat surutnya air, sebagian besar warga telah kembali ke rumah mereka dan kini tengah membersihkan sisa-sisa lumpur.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusmanawijaya, membenarkan informasi tersebut. Ia menyatakan bahwa sekitar 25 KK sempat mengungsi, namun kini hampir semuanya telah kembali ke rumah masing-masing. "Sekitar 25 kepala keluarga mengungsi Senin dini hari karena rumah mereka terendam banjir setinggi setengah meter, namun saat ini sebagian besar sudah kembali ke rumah dan melakukan pembersihan lumpur sisa banjir," kata Asep.
Meskipun situasi sudah membaik, BPBD Cianjur mengimbau warga untuk tetap waspada. Curah hujan yang masih tinggi hingga pertengahan Maret mengharuskan warga untuk selalu siaga dan segera mengungsi ke tempat aman jika hujan deras terjadi, terutama jika intensitas hujan lebih dari dua jam, khususnya pada malam hari. "Warga diminta tetap waspada karena curah hujan masih tinggi, segera mengungsi jika hujan turun deras dengan intensitas lebih dari dua jam terutama saat malam hari," tegas Asep.
Banjir Cianjur: Tidak Ada Korban Jiwa, Jembatan Ciwalen Ambruk
Beruntung, banjir di Desa Cipendawa tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan rumah yang signifikan. Air yang cepat surut memungkinkan warga untuk segera kembali ke rumah mereka. Namun, bencana alam ini juga berdampak pada infrastruktur di wilayah lain. Hujan deras dengan intensitas hampir 24 jam menyebabkan jembatan penghubung antar desa di Desa Ciwalen, Kecamatan Sukaresmi, ambruk.
Jembatan permanen sepanjang 20 meter dengan lebar 3 meter tersebut ambruk karena pondasi bagian bawahnya tergerus oleh debit air yang meluap. Kejadian ini mengakibatkan terhambatnya aktivitas warga, terutama perekonomian, karena mereka harus menggunakan jalur alternatif yang lebih jauh dan memakan waktu lebih lama. "Ambruk-nya jembatan permanen sepanjang 20 meter dengan lebar 3 meter akibat pondasi di bagian bawah tergerus debit air yang meluap, tidak ada korban jiwa namun aktifitas warga terutama perekonomian terhambat, sehingga perlu penanganan cepat," jelas Asep.
BPBD Cianjur telah berkoordinasi dengan dinas terkait di Pemkab Cianjur untuk menangani masalah ambruknya jembatan tersebut. Upaya percepatan perbaikan dilakukan agar aktivitas warga kembali normal. Sementara itu, warga terpaksa menggunakan jalur alternatif yang jaraknya cukup jauh untuk mencapai jalan utama Sukaresmi. "Kami sudah koordinasikan dengan dinas terkait di Pemkab Cianjur, guna penangan cepat agar aktifitas warga kembali normal, untuk sementara warga menggunakan jalur alternatif yang jaraknya cukup jauh dan lama untuk sampai ke jalan utama Sukaresmi," tambah Asep.
Imbauan Waspada dan Kesiapsiagaan
Meskipun puluhan KK korban banjir di Desa Cipendawa telah kembali ke rumah, BPBD Cianjur tetap menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan warga terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Tingginya curah hujan yang diprediksi hingga pertengahan Maret mengharuskan warga untuk selalu memantau kondisi cuaca dan lingkungan sekitar.
Langkah-langkah antisipasi seperti membersihkan saluran drainase, memperkuat struktur bangunan rumah, dan menyiapkan jalur evakuasi alternatif perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak bencana di kemudian hari. Kerja sama antara pemerintah daerah, BPBD, dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi potensi bencana alam yang mungkin terjadi.
Kejadian banjir dan ambruknya jembatan di Cianjur menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah-langkah pencegahan, diharapkan dampak bencana alam dapat diminimalisir dan keselamatan warga terjamin.
Pemerintah daerah juga perlu meningkatkan infrastruktur dan sistem peringatan dini untuk mengurangi risiko bencana di masa mendatang. Pentingnya kerjasama dan koordinasi antar instansi terkait dalam penanganan bencana juga menjadi hal yang krusial untuk memastikan respon yang cepat dan efektif.