Banjir Tangerang: Ribuan Warga Terdampak, Mayoritas Pilih Bertahan di Rumah
Banjir di Kabupaten Tangerang akibat hujan deras merendam enam kecamatan, mengakibatkan sekitar 3.000 jiwa terdampak, namun mayoritas warga memilih bertahan di rumah masing-masing.

Banjir yang melanda Kabupaten Tangerang telah menyebabkan sekitar 3.000 jiwa warga terdampak. Peristiwa ini terjadi akibat hujan deras yang menyebabkan Sungai Cisadane meluap sejak Senin, 3 Maret 2024. Meskipun demikian, Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat, menyatakan bahwa mayoritas warga memilih untuk tetap berada di rumah mereka, terutama di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga.
Ujat menjelaskan bahwa wilayah Teluknaga, khususnya Desa Tanjung Burung, sangat rentan terhadap banjir karena permukiman penduduknya berada di bantaran Sungai Cisadane. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 50 sentimeter hingga 1 meter, merendam enam kecamatan: Pagedangan, Teluknaga, Legok, Tigaraksa, Panongan, dan Jambe. Kecamatan Teluknaga, khususnya Desa Tanjung Burung, menjadi wilayah yang paling parah terdampak, dengan ratusan kepala keluarga terdampak sejak Senin pagi.
Meskipun BPBD Kabupaten Tangerang telah mendistribusikan bantuan logistik dan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan dan evakuasi, pengecekan dan pendataan korban masih terus dilakukan di lapangan. Data korban yang terdampak masih bersifat sementara dan belum sepenuhnya akurat karena petugas masih melakukan asesmen di berbagai lokasi terdampak banjir.
Warga Bertahan di Rumah, BPBD Tetap Siaga
Meskipun mayoritas warga memilih bertahan di rumah, BPBD Kabupaten Tangerang tetap melakukan pemantauan dan siaga di beberapa titik banjir. "Seperti di wilayah Teluknaga, Tanjung Burung warganya memilih bertahan. Tetapi petugas dari kami terus memantau dan bersiaga bila nanti dibutuhkan," kata Ujat Sudrajat. Hal ini menunjukkan komitmen BPBD dalam memastikan keselamatan warga yang terdampak bencana.
BPBD juga telah menyalurkan bantuan logistik melalui kecamatan, desa, kelurahan, dan dinas terkait. Meskipun demikian, upaya pendataan dan penyaluran bantuan masih terus dilakukan untuk memastikan semua warga yang membutuhkan mendapatkan pertolongan.
Kondisi ini menunjukkan tantangan dalam penanganan bencana banjir, di mana selain upaya penyaluran bantuan, edukasi dan mitigasi bencana juga menjadi hal penting untuk mengurangi dampak negatif banjir di masa mendatang.
Wilayah Terdampak dan Bantuan yang Disalurkan
Banjir merendam enam kecamatan di Kabupaten Tangerang, dengan ketinggian air bervariasi antara 50 sentimeter hingga 1 meter. Desa Tanjung Burung di Kecamatan Teluknaga menjadi wilayah yang paling parah terdampak. BPBD Kabupaten Tangerang telah mendistribusikan bantuan logistik, termasuk makanan dan keperluan lainnya, melalui berbagai jalur, termasuk pemerintah kecamatan, desa, kelurahan, dan dinas terkait.
Proses pendataan korban masih berlangsung, sehingga jumlah pasti korban yang terdampak masih belum dapat dipastikan. BPBD terus berupaya untuk melakukan asesmen dan pendataan di lapangan agar bantuan dapat tepat sasaran dan mencukupi kebutuhan para korban.
Selain penyaluran bantuan, BPBD juga terus melakukan pemantauan dan monitoring di wilayah terdampak untuk memastikan keselamatan warga dan melakukan evakuasi jika diperlukan. Koordinasi dengan berbagai pihak terkait juga terus dilakukan untuk memastikan efektifitas penanganan bencana.
Meskipun terdapat pengungsian di Kecamatan Pagedangan, sebagian besar warga memilih untuk tetap berada di rumah masing-masing. Hal ini menunjukkan kompleksitas dalam penanganan bencana banjir, di mana upaya evakuasi harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kesiapan warga dan kondisi di lokasi pengungsian.
Ke depannya, perlu dilakukan evaluasi dan peningkatan upaya mitigasi bencana untuk mengurangi risiko dan dampak banjir di Kabupaten Tangerang. Hal ini meliputi peningkatan infrastruktur, edukasi masyarakat, dan koordinasi antar lembaga terkait.