Bank Mandiri Optimis Pertumbuhan DPK Topang Likuiditas di 2025
Bank Mandiri optimis pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang kuat akan mendukung kebutuhan likuiditas dan ekspansi bisnis di tengah tantangan pasar keuangan.
Jakarta, 5 Februari 2025 - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menyampaikan optimisme terkait pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diyakini mampu menopang kebutuhan likuiditas perusahaan untuk mendukung ekspansi bisnis di tahun mendatang. Meskipun tantangan likuiditas diprediksi masih akan berlanjut, Bank Mandiri tetap yakin pertumbuhan DPK akan menjadi penyangga utama.
Pertumbuhan DPK dan Strategi Likuiditas Bank Mandiri
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo, menjelaskan bahwa perseroan secara aktif memantau kondisi likuiditas dan menyesuaikan strategi pendanaan secara dinamis. Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan DPK di atas rata-rata industri dan lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit untuk menjaga likuiditas optimal. Hal ini disampaikan Sigit dalam Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal IV 2024 Bank Mandiri.
Strategi Bank Mandiri juga berfokus pada peningkatan CASA (current account savings account) transaksional. Perseroan mendorong transaksi nasabah wholesale dan retail melalui platform digital Livin’ dan Kopra untuk menekan cost of fund (CoF). Inisiatif ini diharapkan mampu menjaga biaya dana tetap rendah dan mendukung profitabilitas.
Kinerja DPK dan Sumber Pendanaan Lainnya
Hingga akhir 2024, DPK Bank Mandiri mencapai Rp1.699 triliun, tumbuh 7,73 persen year on year (yoy). CASA menyumbang 80,3 persen dari total DPK, didorong oleh pertumbuhan tabungan (13,4 persen yoy) menjadi Rp665 triliun dan giro (3,6 persen yoy) menjadi Rp606 triliun.
Sebagai langkah antisipasi, Bank Mandiri memiliki opsi pendanaan non-DPK, termasuk transaksi bilateral dan penerbitan surat utang. Perseroan masih memiliki sisa plafon Green Bond Berkelanjutan I sebesar Rp5 triliun (dari total Rp10 triliun) dan EMTN sebesar 2,9 miliar dolar AS (dari total 4 miliar dolar AS).
Tantangan dan Proyeksi Kinerja Bank Mandiri
Sigit mengakui adanya tantangan lain di tahun 2025, seperti proyeksi penurunan suku bunga acuan. Namun, Bank Mandiri tetap optimis dengan strategi penghimpunan DPK dan penyaluran kredit, serta menjaga stabilitas net interest margin (NIM).
Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan laba positif di tahun 2025, dengan fokus pada keseimbangan antara ekspansi bisnis yang sehat dan profitabilitas berkelanjutan. Pada tahun 2024, Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp55,8 triliun, naik 1,31 persen yoy. Return on equity (ROE) tier-1 (bank only) mencapai 24,2 persen, dan Capital Adequacy Ratio (CAR) bank only berada di level 20,1 persen, menunjukkan kekuatan permodalan Bank Mandiri.
Kesimpulan
Pertumbuhan DPK yang signifikan dan strategi likuiditas yang terukur menjadi kunci optimisme Bank Mandiri dalam menghadapi tantangan pasar keuangan di tahun 2025. Dengan mengandalkan strategi digital dan pengelolaan portofolio pendanaan yang baik, Bank Mandiri berupaya untuk menjaga profitabilitas dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.