Bapanas Perkuat Pengawasan Keamanan Pangan, Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Badan Pangan Nasional (Bapanas) perkuat pengawasan keamanan pangan segar untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) guna mencegah masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus memperkuat pengawasan keamanan pangan segar untuk mendukung penuh Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, di Jakarta pada Jumat, 14 Maret. Langkah ini merupakan komitmen Bapanas dalam upaya pemerintah meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan dan gizi berkualitas, demi mewujudkan generasi sehat, aktif, dan produktif menuju Indonesia Emas 2045. Pengawasan ketat ini mencakup pemantauan terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai lokasi.
Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa pengawasan keamanan pangan segar dilakukan untuk memastikan makanan yang disajikan dalam program MBG aman dikonsumsi. "Bapanas berkomitmen mendukung MBG dengan mengintensifkan pengawasan terhadap keamanan pangan segar," tegas Arief. Pemantauan langsung dilakukan di berbagai SPPG, meliputi pengecekan fasilitas penyimpanan, sumber air bersih, dan prosedur operasi standar penanganan makanan. Hasil pemantauan menunjukkan beberapa SPPG telah menerapkan standar keamanan pangan yang baik, namun evaluasi berkala tetap diperlukan untuk menjaga kualitas layanan.
Selain pemantauan langsung, Bapanas juga mendorong penerapan sertifikasi Prima 1, 2, dan 3, serta surveilans oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah/Pusat (OKKPD/OKKPP) kepada petani, kelompok tani, dan pelaku usaha. Tujuannya adalah memastikan pangan segar yang beredar aman dari cemaran biologis, kimia, dan benda asing berbahaya. "Upaya ini bertujuan memastikan pangan segar yang beredar aman dari cemaran biologis, kimia dan benda asing lain yang dapat membahayakan kesehatan manusia," ujar Arief.
Pemantauan SPPG dan Kemitraan dengan Petani Lokal
Bapanas telah melakukan pemantauan di beberapa SPPG, seperti SPPG Yayasan Tahfidz Al-Quran Baitul Mukmin Bekasi yang menyediakan rata-rata 3.567 porsi makanan per hari. Jasa boga mitra di SPPG tersebut telah memiliki Sertifikat Laik Sanitasi Higienis (SLSH) dan menerapkan prosedur standar penyimpanan dan distribusi bahan pangan. Hasil serupa ditemukan di SPPG Kebanyunan Tapos 1-5 Depok, yang menyediakan lebih dari 15.000 porsi makanan setiap harinya dengan standar kebersihan dan keamanan pangan yang ketat.
Arief menekankan pentingnya penguatan kemitraan dengan petani lokal dan UMKM untuk menstabilkan rantai pasok pangan dalam negeri. "Kita harus memastikan bahwa program ini tidak hanya berjalan dalam jangka pendek, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekosistem pangan secara keseluruhan," ungkap Arief. Bapanas mendorong pemanfaatan pangan lokal yang lebih beragam dalam program MBG sebagai bagian dari strategi diversifikasi pangan. Integrasi pangan lokal akan meningkatkan ketahanan pangan nasional dan mendukung petani serta produsen pangan di daerah.
Bapanas juga mendorong sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk menjamin keamanan pangan segar. "Ini adalah tanggung jawab bersama demi keberhasilan Program MBG," tegas Arief. Semua pihak, termasuk pelaku usaha, harus memastikan pangan segar yang dikonsumsi masyarakat memenuhi standar keamanan dan mutu yang ditetapkan.
Uji Keamanan Pangan dan Target Program MBG
Direktur Pengawasan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Bapanas, Hermawan, menambahkan bahwa Bapanas juga melakukan uji keamanan pangan segar dengan rapid test kit terhadap bahan baku pangan dalam program MBG. "Kami ingin memastikan bahwa pangan segar yang dikonsumsi benar-benar aman dan bebas dari residu pestisida atau zat berbahaya lainnya. Ini merupakan langkah preventif yang harus diperkuat," kata Hermawan. Uji ini merupakan langkah preventif untuk memastikan keamanan pangan yang dikonsumsi oleh para penerima manfaat.
Program MBG yang diluncurkan pada awal tahun 2025 menargetkan 19,5 juta penerima manfaat, termasuk anak-anak dan ibu hamil. Program ini bertujuan mengatasi permasalahan gizi buruk dan stunting di Indonesia, serta mendukung tumbuh kembang anak, kesehatan ibu hamil dan menyusui, dan meningkatkan kualitas pendidikan. Distribusi makanan bergizi seperti nasi, sayuran, ayam, dan susu menjadi fokus utama dalam program ini.
Dengan pengawasan yang ketat dan komitmen dari berbagai pihak, diharapkan Program Makan Bergizi Gratis dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pemanfaatan pangan lokal dan kemitraan yang kuat dengan petani dan UMKM juga akan menjadi kunci keberhasilan program ini dalam jangka panjang.