BPOM Kembangkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG): 30 Ribu Sarjana Dilatih
BPOM akan melatih 30 ribu Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) pada 2025 untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) senilai 1-2 triliun per bulan, demi menjamin keamanan pangan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berencana memperluas program pembekalan bagi 30 ribu Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) pada tahun 2025. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah. Program ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan kualitas pangan yang disalurkan dalam program MBG, yang rencananya akan menyerap anggaran hingga 1-2 triliun rupiah per bulan mulai Maret 2025.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan bahwa BPOM telah dan akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak. Saat ini, BPOM tengah menyiapkan kurikulum, materi pelatihan, dan instruktur untuk pembekalan SPPI tersebut. Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari pelatihan serupa pada tahun 2024, di mana 2 ribu SPPI telah menerima pembekalan terkait keamanan pangan dan gizi yang diselenggarakan bersama Universitas Pertahanan (Unhan).
Program MBG sendiri membutuhkan pengawalan ketat dari berbagai kementerian dan lembaga, baik di tingkat pusat maupun daerah. BPOM berkomitmen untuk mengawal keamanan pangan olahan, memastikan makanan yang disediakan bebas dari kontaminasi zat kimia dan mikroorganisme berbahaya. Komitmen ini diperkuat dengan penandatanganan nota kesepahaman antara BPOM dan Badan Gizi Nasional (BGN) pada 23 Januari 2025.
BPOM Awasi Kualitas Pangan untuk MBG
Sebagai bagian dari pengawasan, BPOM telah melakukan pengambilan sampel dan pengujian di 50 lokasi di 22 provinsi. Hasilnya menunjukkan bahwa seluruh sampel memenuhi syarat (MS) dalam uji bahan berbahaya. Namun, BPOM juga menemukan beberapa temuan dalam uji organoleptik dan uji mikrobiologi.
Temuan ini menyoroti pentingnya penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), serta penanganan dan pendistribusian yang tepat. Hal ini menjadi perhatian serius BPOM untuk memastikan keamanan dan kualitas pangan yang dikonsumsi masyarakat melalui program MBG.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menekankan pentingnya kesiapan rantai pasok untuk mendukung program MBG yang berskala besar. Beliau menyatakan, "Perlu kita siapkan rantai pasok karena butuhnya besar sekali." Beliau juga menambahkan bahwa kebutuhan pangan di berbagai wilayah Indonesia berbeda-beda, sehingga memerlukan kerja sama yang erat antara pemerintah daerah dan kementerian terkait.
"Kebutuhan di Jawa tentu berbeda dengan Sumatra dan Indonesia bagian timur, termasuk jenis makanannya. Karena banyak yang terlibat, katanya, perlu kerja sama dari pemerintah daerah serta kementerian terkait."ujar Zulkifli Hasan
Tantangan dan Solusi dalam Program MBG
Program MBG yang ambisius ini tentu saja dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan berkualitas di seluruh wilayah Indonesia. Perbedaan kebutuhan pangan antar daerah juga memerlukan strategi distribusi yang efektif dan efisien.
Selain itu, pengawasan ketat terhadap keamanan pangan menjadi kunci keberhasilan program ini. BPOM akan terus meningkatkan pengawasan dan memastikan bahwa semua makanan yang disalurkan melalui program MBG memenuhi standar keamanan dan kualitas yang telah ditetapkan.
Kerja sama antar kementerian dan lembaga, serta pemerintah daerah, sangat penting untuk mengatasi tantangan tersebut. Koordinasi yang baik akan memastikan terlaksananya program MBG secara efektif dan efisien, serta menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat Indonesia.
Dengan pelatihan yang diberikan kepada 30 ribu SPPI, BPOM berharap dapat memperkuat pengawasan dan memastikan keamanan pangan dalam program MBG. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberikan akses makanan bergizi kepada masyarakat Indonesia.