Bapanas Tekankan Keseimbangan Harga Pangan: Untungkan Petani, Terjangkau Konsumen
Direktur Bapanas, Maino Dwi Hartono, menekankan pentingnya keseimbangan harga pangan agar tetap terjangkau bagi masyarakat tanpa merugikan petani, termasuk upaya mengurangi impor komoditas pangan utama.

Depok, 17 Februari 2024 - Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Maino Dwi Hartono, menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan harga pangan. Hal ini bertujuan agar harga tetap terjangkau oleh masyarakat luas tanpa mengorbankan kesejahteraan petani. Pernyataan ini disampaikan beliau dalam sebuah konferensi pers di Depok, Jawa Barat.
Menjaga Keseimbangan Harga Pangan
Menurut Maino, stabilitas harga pangan bukan berarti harga murah secara ekstrem. Stabilitas yang dimaksud adalah kondisi di mana harga pangan tetap menguntungkan petani dan sekaligus terjangkau oleh konsumen. "Harga pangan yang stabil bukan berarti murah, melainkan harus tetap menguntungkan petani sekaligus terjangkau bagi konsumen," tegas Maino.
Ia menjelaskan, harga pangan yang terlalu murah dapat berdampak negatif bagi petani. Petani akan kesulitan menutup biaya produksi, bahkan bisa mengalami kerugian. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk menyeimbangkan kepentingan petani dan konsumen. Tujuannya adalah agar petani memperoleh keuntungan yang layak, sementara masyarakat dapat mengakses bahan pangan dengan harga wajar.
Tantangan Impor dan Peningkatan Produksi Dalam Negeri
Indonesia, menurut Maino, masih bergantung pada impor untuk beberapa komoditas pangan utama, seperti bawang putih dan daging sapi. Pemerintah, kata dia, terus berupaya meningkatkan produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor ini. Langkah ini dinilai krusial untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Sebagai contoh nyata, pemerintah telah mengambil langkah strategis untuk memastikan swasembada beras pada tahun ini. Selain itu, upaya peningkatan produksi jagung untuk pakan ternak juga terus digencarkan. Semua ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mengurangi impor dan meningkatkan ketahanan pangan.
Partisipasi Masyarakat dalam Ketahanan Pangan
Maino mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga stabilitas pangan nasional. Masyarakat juga didorong untuk memahami kebijakan pangan pemerintah dan langkah-langkah yang diambil untuk mewujudkan ketahanan pangan. Edukasi dan pemahaman publik dianggap penting dalam mendukung program pemerintah.
Ketahanan Pangan Nasional dan Distribusi
Lebih lanjut, Maino menekankan pentingnya ketahanan pangan nasional, khususnya dalam konteks tantangan distribusi pangan di berbagai wilayah. Wilayah perkotaan dengan keterbatasan lahan, seperti Depok, menghadapi tantangan khusus dalam menjaga stabilitas harga dan distribusi pangan. "Produksi pangan bisa berasal dari dalam negeri, tetapi ada juga yang harus dipenuhi dari luar negeri karena tidak semua daerah memiliki kapasitas produksi yang cukup. Depok, misalnya, dengan lahan terbatas menghadapi tantangan dalam distribusi dan harga pangan yang stabil,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa ketersediaan pangan harus tetap terjamin, baik dari produksi dalam negeri maupun impor, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemerintah akan terus berupaya mencari solusi untuk mengatasi tantangan ini, termasuk meningkatkan efisiensi distribusi dan memastikan aksesibilitas pangan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kesimpulan
Keseimbangan harga pangan merupakan kunci untuk ketahanan pangan nasional. Bapanas berkomitmen untuk terus berupaya menjaga keseimbangan ini, dengan melibatkan semua pihak, termasuk petani dan konsumen, untuk mencapai tujuan tersebut. Upaya peningkatan produksi dalam negeri dan efisiensi distribusi menjadi fokus utama dalam strategi ketahanan pangan Indonesia.