Basarnas Evakuasi 6 Nelayan yang Kapalnya Mati Mesin di Perairan Pulau Pamujaan
Enam nelayan berhasil dievakuasi Basarnas Banten setelah kapal mereka mengalami mati mesin di perairan Pulau Pamujaan, Kabupaten Serang; seluruh nelayan dalam kondisi selamat.

Pada Jumat, 7 Maret 2024, Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banten berhasil menyelamatkan enam nelayan yang terdampar di perairan Pulau Pamujaan, Kabupaten Serang, Banten. Kejadian bermula ketika kapal nelayan mereka mengalami mati mesin di tengah laut. Basarnas menerima laporan tersebut pukul 04.00 WIB dari keluarga salah satu nelayan yang tengah dalam kesulitan.
Dengan sigap, Basarnas Banten langsung mengerahkan tim penyelamat menggunakan kapal KN SAR Tetuka. Proses pencarian dan evakuasi dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi cuaca dan koordinasi dengan pihak terkait untuk menjamin keselamatan seluruh pihak yang terlibat. Operasi penyelamatan ini menunjukkan kesigapan dan profesionalisme Basarnas dalam menghadapi situasi darurat di laut.
Berkat usaha maksimal tim Basarnas, keenam nelayan berhasil ditemukan dan dievakuasi pada pukul 06.40 WIB dalam keadaan selamat. Keberhasilan evakuasi ini menjadi bukti nyata komitmen Basarnas dalam melindungi keselamatan jiwa para nelayan di perairan Indonesia. Kondisi cuaca yang tidak menentu dan minimnya daya apung kapal menjadi tantangan tersendiri dalam operasi penyelamatan ini.
Kronologi Kejadian dan Proses Evakuasi
Kapal nelayan bernama Arika, yang membawa enam orang nelayan, berangkat melaut pada Kamis, 6 Maret 2024. Namun, nahas menimpa para nelayan tersebut ketika kapal mereka mengalami kerusakan mesin di sekitar Pulau Pamujaan pada siang hari. Kejadian ini membuat mereka terombang-ambing di tengah laut tanpa daya apung yang memadai.
Dengan kondisi cuaca yang tak menentu, para nelayan tersebut menyadari betapa bahayanya situasi yang mereka hadapi. Mereka tidak mampu kembali ke daratan dengan kekuatan sendiri dan membutuhkan bantuan segera. Beruntung, laporan yang disampaikan keluarga salah satu nelayan kepada Basarnas ditanggapi dengan cepat dan efektif.
Kepala Kantor Basarnas Banten, Al Amrad, menyatakan, "Kami segera merespons laporan tersebut dengan mengerahkan tim penyelamatan menggunakan KN SAR Tetuka, kapal milik Basarnas Banten." Ia juga menambahkan, "Alhamdulillah, seluruh korban berhasil kita evakuasi dengan selamat." Pernyataan ini menegaskan komitmen Basarnas dalam memberikan pertolongan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Kondisi Nelayan dan Kapal
Keenam nelayan yang dievakuasi dilaporkan dalam keadaan selamat dan sehat. Tidak ada laporan mengenai luka-luka atau masalah kesehatan yang serius. Setelah dievakuasi, mereka kemungkinan besar akan menerima perawatan medis untuk memastikan kondisi kesehatan mereka sepenuhnya pulih.
Sementara itu, kondisi kapal nelayan Arika masih belum diketahui secara pasti. Kemungkinan besar kapal tersebut mengalami kerusakan mesin yang cukup serius sehingga membutuhkan perbaikan. Informasi lebih lanjut mengenai kondisi kapal akan disampaikan setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kejadian ini menyoroti pentingnya perawatan dan pemeriksaan rutin pada kapal nelayan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Peralatan keselamatan yang memadai juga sangat penting untuk memastikan keselamatan para nelayan saat berada di tengah laut.
Kesimpulan
Evakuasi enam nelayan oleh Basarnas Banten di perairan Pulau Pamujaan merupakan contoh nyata kesigapan dan profesionalisme tim penyelamat dalam menghadapi situasi darurat. Keberhasilan operasi ini patut diapresiasi, dan diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi para nelayan untuk selalu mengutamakan keselamatan dan melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi kapal mereka sebelum melaut. Semoga kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dan koordinasi yang baik antara nelayan, keluarga, dan pihak berwenang dalam menjaga keselamatan di laut.